Jokowi Picu Kerumunan di NTT, Dokter Tirta: Sanksi Sudah Tidak Relevan

"Untuk penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relevan lagi untuk ditegakkan," kata Dokter Tirta menanggapi video kerumunan massa yang menyambut kedatangan Jokowi.

Farah Nabilla
Rabu, 24 Februari 2021 | 12:26 WIB
Jokowi Picu Kerumunan di NTT, Dokter Tirta: Sanksi Sudah Tidak Relevan
Tanggapan Dokter Tirta soal Jokowi picu kerumunan di Maumere [Twitter/@tirta_hudhi]

SuaraJatim.id - Dokter Tirta, dokter sekaligur relawan covid-19 akhirnya buka suara tentang ramainya video kedatangan Presiden Jokowi di Maumere, Nusa Tenggara Timur yang menimbulkan kerumunan.

Video kerumunan warga menyambut Presiden Jokowi yang banyak menuai kritik itu ditanggapi berbeda oleh Dokter Tirta.

Dokter Tirta mengatakan bahwa sanksi menciptakan kerumunan yang terjadi dalam kasus Presiden Jokowi di Maumere sudah tidak relevan lagi.

"Jadi ya kembali, untuk penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relevan lagi untuk ditegakkan," kata Dokter Tirta dikutip dari video TikTok yang juga ia unggah ke laman Twitter-nya, Rabu (24/2/2021).

Baca Juga:Jokowi Lambaikan Tangan di Kerumunan, Epidemiolog: Masih Bisa Kena Corona

Ia menjelaskan bahwa Presiden Jokowi adalah simbol negara yang selalu jadi pusat perhatian.

"Pak Presiden Joko Widodo sejatinya adalah simbol negara yang ke manapun beliau pergi pasti akan menarik massa," ungkapnya.

Dokter Tirta bahkan menyeret nama Atta Halilintar sebagai contoh lain tertariknya massa kepada seorang sosok terkenal.

"Hal ini pernah diungkapkan Atta Halilintar, 'dok saya ketika jumatan ramai, banyak yang minta foto'" kata Dokter Tirta.

Menurut Tirta, Presiden Jokowi sudah mengantisipasi dan mengedukasi masyarakat agar mengenakan masker. Selain itu, kerumunan tersebut terjadi di luar dugaan dan sulit dibubarkan.

Baca Juga:Viral Video Jokowi Disambut Kerumunan Warga di NTT, Publik Ramai Mengkritik

"Terlalu banyak kerumunan membuat Presiden Jokowi tidak bisa membubarkan. Bahkan, di salah satu video, Sekda beliau sampai dikerumuni orang banyak," imbuh Tirta.

Alasan lain yang membuat Tirta yakin bahwa penerapan sanksi kerumunan tak bisa diterapkan adalah karena Presiden Jokowi tidak pernah mengajak untuk berkerumun.

"Presiden tidak pernah mengajak untuk datang, tapi antusias, dan hal ini harusnya menjadi refleksi untuk tim protokoler untuk berhati-hati mengatur agenda Bapak Presiden di lapangan," pungkasnya.

Jokowi disambut kerumunan massa di NTT. (Instagram @buddycsbarts)
Jokowi disambut kerumunan massa di NTT. (Instagram @buddycsbarts)

Sebelumnya, viralnya video Presiden Joko Widodo menyambut masyarakat di Maumere, Nusa Tenggara Timur menuai kritik publik.

Kehadiran Jokowi dituding telah menciptakan kerumunan di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga usai.

Beberapa kritik tersebut diungkapkan lewat cuitan-cuitan warganet di Twitter.

Dihimpun SuaraJatim.id pada Rabu (24/2/2021), video kunjungan Jokowi ke Maumere yang berlangsung pada hari Selasa lalu masih ramai dikomentari warganet.

Mereka menyoroti kerumunan massa yang menyambut iring-iringan mobil Presiden Jokowi.

"Jika tidak ada sanksi terhadap pelanggaran protokol kesehatan sebagaimana ditimpakan kepada pelanggar yang sama, bahkan beberapa diantaranya hingga ditahan, maka hapuskan aturan tsb dan bebaskan mereka yang didakwa dengan aturan tsb," tulis akun @AzzamIzzulhaq.

"Mungkin ini yang disebut kerumunan yang sesuai dengan Undang-undang," kicau @kholis*****.

"Dokter Tirta, Satgas Covid serta tenaga medis menangis melihat ini," imbuh @andy******.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini