Korban Meninggal Akibat Gempa di Lumajang Bertambah

"Memang benar ada penambahan korban meninggal dunia, sehingga ada enam korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Joko.

Erick Tanjung
Selasa, 13 April 2021 | 16:15 WIB
Korban Meninggal Akibat Gempa di Lumajang Bertambah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Lumajang Thoriqul Haq melihat lokasi terparah di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Senin (12/4/2021) (Antara/ HO - Pemprov Jatim)

SuaraJatim.id - Jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bertambah dari lima orang menjadi enam orang berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD setempat.

Gempa bumi dengan magnitudo 6,7 yang mengguncang Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB menelan korban jiwa dan ribuan rumah di Kabupaten Lumajang rusak.

"Memang benar ada penambahan korban meninggal dunia, sehingga ada enam korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang saat dihubungi, Selasa (13/4).

Menurut dia korban tambahan tersebut merupakan warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah pada saat kejadian gempa bumi, namun baru dilaporkan kepada BPBD Lumajang.

Baca Juga:Terseret Ombak, Jasad Bocah Tenggelam Ditemukan Mengapung di Laut

"Korban meninggal tersebut sempat dirawat di Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk ke RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit tersebut," ujarnya.

Berdasarkan data BPBD Lumajang, enam korban yang meninggal dunia yakni pasangan suami istri Ahmad Fadholi dan Sri Yani warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol bersamaan terjadinya guncangan gempa bumi.

Korban meninggal lainnya yakni Juwanto, H. Nasar, dan Bonangi yang ketiganya merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Mereka meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah yang roboh akibat guncangan gempa.

Korban terakhir yakni nenek Mardiyah berusia 70 tahun warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan sempat dibawa ke Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk di RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit setempat.

Ia menjelaskan pihak BPBD bersama TNI dan Polri melakukan pembersihan puing-puing bangunan rumah warga yang rusak berat dengan menggunakan alat berat karena tidak bisa menggunakan manual.

Baca Juga:Kapan Hari Raya Galungan Diperingati? Di Jawa Timur Mulai Abad ke-11

"Hari ini kami terus melakukan pembersihan untuk kondisi yang terparah akibat gempa, sehingga perlu alat berat untuk membersihkan puing bangunan rumah warga yang rusak tersebut," tuturnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini