SuaraJatim.id - Sedikitnya 109 orang tewas di Gaza, termasuk 29 anak-anak, selama lima hari perang antara Israel vs Hamas Palestina. Demikian kata pejabat medis Palestina.
Pada Kamis saja, dia melanjutkan, sebanyak 52 warga Palestina tewas di daerah kantong itu. Ini merupakan angka tertinggi dalam satu hari sejak perang pecah pada Senin (10/05/2021).
Kemudian tujuh orang juga dilaporkan tewas di Israel, yaitu seorang tentara yang berpatroli di perbatasan Gaza, lima warga sipil Israel, termasuk dua anak, dan seorang pekerja India. Ini kata pihak berwenang Israel.
Sebelumnya, sejak lima hari ini Israel menembakkan artileri terhadap warga militan Palestina di Jalur Gaza. Sementara tembakan roket terus-menerus juga jatuh di kawasan pusat perdagangan Israel.
Baca Juga:Jual Beli Serangan Israel-Palestina Terus Berlanjut di Hari Raya Idul Fitri
Ketika permusuhan memasuki hari kelima tanpa tanda-tanda mereda, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan --tak lama setelah tengah malam-- bahwa pasukan udara dan darat menyerang daerah kantong yang dikelola Hamas. Serangan roket dari Gaza dengan cepat menyusul.
Meskipun pernyataan itu tidak memberikan perincian lebih lanjut, para wartawan peliput militer Israel yang diberi pengarahan secara teratur oleh angkatan bersenjata mengatakan serangan itu bukan invasi darat.
Brigadir Jenderal Hidai Zilberman, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan serangan terhadap produksi roket kelompok militan Palestina beserta lokasi-lokasi peluncurannya berhasil "mengacaukan pergerakan Hamas", tetapi masih belum sampai pada titik menghentikan serangan itu.
Dia mengatakan antara 80 dan 90 milisi tewas dalam serangan Israel. Zilberman juga mengatakan Israel "membangun pasukan di perbatasan Gaza", penempatan yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan invasi darat.
Langkah tersebut akan mengingatkan pada serangan serupa selama perang Israel-Gaza pada 2014 dan 2009.
Baca Juga:Ustaz di Kendari Minta Negara Muslim Kirim Tentara Usir Israel
Para wartawan peliput militer Israel, sementara itu, mengatakan bahwa serangan darat besar-besaran kemungkinan tidak akan terjadi karena antara lain membawa risiko bahwa banyak korban akan berjatuhan.
Juru bicara sayap bersenjata Hamas Abu Ubaida, menanggapi penambahan pasukan Israel dengan memperlihatkan sikap menantang. Ia mengajak para warga Palestina untuk bangkit.
"Seranglah sesuka hatimu, dari laut, darat dan udara. Kami sudah siap mati dengan jalan apa pun yang akan membuatmu mengutuk dirimu sendiri," kata dia.
Sejauh ini, sekitar 1.750 roket telah ditembakkan ke Israel, 300 di antaranya gagal dan jatuh di Jalur Gaza, kata militer Israel.
Penduduk Gaza utara, dekat perbatasan Israel, mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda pasukan darat Israel di dalam daerah kantong itu tetapi melaporkan ada tembakan artileri berat dan lusinan serangan udara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (13/5) bahwa serangan "akan memakan lebih banyak waktu".
Para pejabat Israel mengatakan, Hamas, kelompok militan paling kuat di Gaza, harus mendapat pukulan yang kuat sebelum gencatan senjata.
Suara tembakan artileri dan ledakan menggema di bagian utara dan timur Gaza hingga Jumat pagi. Saksi mata mengatakan banyak keluarga yang tinggal di daerah dekat perbatasan keluar dari rumah mereka, beberapa mencari perlindungan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kekerasan juga menyebar ke komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel, sebuah front baru dalam konflik berkepanjangan.
Sinagoga diserang dan bentrokan pecah di jalan-jalan beberapa kota hingga mendorong presiden Israel untuk memperingatkan jangan sampai terjadi perang saudara.
Kemarin, Kamis (13/05/2021), kelompok militan Palestina menembakkan roket salvo ke Tel Aviv dan kota-kota sekitarnya. Namun sistem antirudal Iron Dome mencegat banyak dari roket tersebut.
Netanyahu mengatakan Israel telah menyerang hampir 1.000 target milisi di wilayah itu.
"Kami menghadapi Israel dan COVID-19. Kami berada di antara dua musuh," kata Assad Karam (20), seorang pekerja konstruksi yang berada di samping jalan Gaza yang rusak akibat serangan udara Israel.
Di Tel Aviv, Yishai Levy, seorang penyanyi Israel, menunjuk pecahan peluru yang jatuh di trotoar di luar rumahnya.
"Saya ingin memberi tahu tentara Israel dan pemerintah, jangan berhenti sampai Anda menyelesaikan tugas," katanya di televisi YNet.
Israel melancarkan serangannya setelah Hamas menembakkan roket ke Yerusalem dan Tel Aviv --sebagai pembalasan atas bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan. ANTARA