Peneliti Israel Ungkap Penyebab Parkinson, Penyakitnya Muhammad Ali

Banyak tokoh populer dunia mengidap penyakit parkinson. Salah satunya Muhammad Ali, petinju legendaris asal Amerika Serikat.

Muhammad Taufiq
Senin, 31 Mei 2021 | 22:16 WIB
Peneliti Israel Ungkap Penyebab Parkinson, Penyakitnya Muhammad Ali
Mendiang legenda tinju dunia Muhammad Ali saat berlatih di Manila, Filipina pada September 1975. [Shutterstock]

SuaraJatim.id - Banyak tokoh populer dunia mengidap penyakit parkinson. Salah satunya Muhammad Ali, petinju legendaris asal Amerika Serikat.

Apa itu Parkinson? Parkinson merupakan penyakit yang disebabkan oleh kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang disebut susbstantia nigra.

Sel saraf tersebut berfungsi memproduksi dopamin, senyawa kimia yang mengirim pesan dari otak ke sistem saraf, dan membantu mengontrol gerak tubuh.

Pada penderita penyakit Parkinson, sel saraf di susbstantia nigra rusak atau mati, sehingga jumlah dopamin dalam otak berkurang. Akibatnya, gerak tubuh menjadi lambat dan tidak normal.

Baca Juga:Studi Terbaru Ungkap Manusia Tidak Bisa Hidup Lebih dari 150 Tahun

Nah, baru-baru ini sebuah studi baru di Israel mengungkapkan penyebab utama penyakit-penyakit degeneratif, termasuk Parkinson. Studi ini diungkap ilmuan Ben Gurion University (BGU) pada Minggu (31/5).

Selama proses penuaan, protein dalam tubuh kehilangan struktur yang pas dan membentuk kumpulan elemen berbeda yang menyebabkan penyakit.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, para peneliti BGU menemukan bahwa sistem kontrol kualitas dari protein tubuh diatur ulang selama bertahun-tahun.

Sistem kontrol kualitas spesifik protein otak berubah sesuai dengan usia dan kehilangan kemampuannya untuk menjaga struktur protein yang pas, sehingga tidak dapat lagi mencegah penyakit.

Studi itu menemukan bahwa sistem kontrol protein esensial, yang terdapat di seluruh sel jaringan tubuh, tidak berfungsi dengan cara yang sama di setiap selnya, namun disesuaikan menurut kadar protein dan interaksi di setiap jaringan.

Baca Juga:Hasil Penelitian: Anjing Bisa Endus Covid-19, Akurasinya Lebih 90 Persen

Perubahan sistem kontrol pada usia senja melenyapkan kecocokan spesifiknya dengan jaringan tersebut, sehingga tidak mampu lagi mencegah kondisi fisik yang terbatas.

"Temuan-temuan itu dapat mengarah pada perkembangan obat yang akan mempertahankan kemampuan untuk mengendalikan kualitas protein pada usia tua dan karenanya memperlambat perkembangan penyakit degeneratif," kata para peneliti. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini