SuaraJatim.id - Tenggelamnya KMP Yunicee menyisakan duka bagi keluarga korban. Seperti dialami pasangan Hariyanto dan Istiana, warga Banyuwangi Jawa Timur.
Kedua pasutri ini harus merelakan putrinya ANP untuk selama-lamanya. Anak gadis yang masih berumur 23 tahun itu merupakan penjaga tiket di Gilimanuk yang menjadi salah satu penumpang KMP Yunicee.
ANP dikabarkan tewas dalam tragedi di Selat Bali. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendatangi kediaman Hariyanto. Ipuk menyampaikan duka mendalam atas kepergian salah seorang korban KMP Yunice di Desa Kabat, Kecamatan Kabat.
Saat itu ANP menumpang kapal KMP Yunice untuk berangkat bekerja. Namun, saat hampir tiba di dermaga pelabuhan, naas kapal yang ditumpanginya tenggelam.
Baca Juga:KNKT Temukan Penumpang Gelap KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali, Tak Tercatat Manifes
"Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan duka yang mendalam atas musibah ini. Kami berdoa agar korban yang telah berpulang mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT," ungkap Ipuk, Rabu (1/7/2021).
Kehadiran Ipuk disambut tangis haru Istiana, ibunda korban. Juga ada Hariyanto, bapak korban. Kepergian putri sulung Hariyanto dan Istiana secara mendadak menjadi pukulan yang teramat berat bagi orang tuanya.
"Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat," cerita Istiana kepada Ipuk.
"Ada apa kok tiba-tiba gini?" lanjut Istiana bercerita.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu," ungkap Istiana menirukan jawaban gadis berusia 23 tahun itu.
Baca Juga:Cerita Pilu Kakak Adik Asal Sidakarya, Korban KMP Yunicee Tenggelam
Selama hidupnya, ANK dikenal sebagai pribadi yang baik. Selain berbakti kepada kedua orangtuanya, ia juga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah. Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban.
"Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Idul Adha)," kenang ibunya, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com.
ANP merupakan karyawan yang teladan. Ia sudah bekerja selama 6 tahun sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk. Pada hari Selasa malam, ia hendak menuju tempat kerjanya. Saat itu, ia mendapat giliran bekerja malam bersama enam orang kawannya.
Bupati Ipuk terus membesarkan hati keluarga.
"Yang sabar nggeh, Bu. Insya Allah beliau syahid karena berpulang saat akan berangkat kerja mencari nafkah," ujar Ipuk.
"Saya yakin anak ibu adalah anak yang salihah, apalagi tadi beliau berniat untuk kurban saat Idul Adha nanti dari gaji yang didapatkan," imbuh Ipuk sembari menenangkan ibunda korban.
Ipuk dan keluarga korban lantas melakukan doa bersama, dipimpin mantan aktivis pelajar NU, Ayung Notonegoro.