Barcelona dan Real Madrid masing-masing mendapatkan jatah 280 juta euro dari kesepakatan tersebut. Pemasukan yang besar membuat batas gaji kedua tim jadi lebih longgar. Seharusnya, Barcelona bisa mendaftarkan Messi ke dalam skuatnya.
Namun investasi CVC pada La Liga membuat pihak klub tak senang. Mereka menganggap ini sebagai langkah dari La Liga untuk menghancurkan impiannya melangsungkan European Super League bersama Real Madrid dan Juventus.
Ketiga klub tersebut menjadikan kendala finansial sebagai alasan untuk kukuh menjalankan European Super League. Dengan adanya bantuan dari La Liga, mereka pun jadi tidak punya dalih lagi untuk menyelenggarakan kompetisi yang sempat kontroversial itu.
Persoalan Financial
Baca Juga:3 Alasan Lionel Messi Bisa Pindah ke Manchester City
Masalah berikutnya berkaitan dengan finansial, lebih tepatnya persoalan salary cap atau batasa gaji pemain selama masa krisi saat pandemi ini. Anggaran gaji mereka jauh melampaui batas yang ditetapkan La Liga dalam regulasi tersebut.
Pihak klub sudah melakukan upaya bernegosiasi dengan penyelenggara La Liga agar mau melonggarkan regulasi itu. Namun sang presiden, Javier Tebas, berulang kali memberi jawaban penolakan.
Barcelona pun jadi tak mampu mendaftarkan Messi ke dalam skuatnya untuk musim 2021/22 mendatang. Bahkan meskipun Messi sudah rela menerima pemangkasan gaji sebesar 50 persen dalam kontrak barunya.