Sindiran Nyelekit Warganet Buat Para 'Capres Baliho' yang Jorjoran di Tengah Pandemi

Pilpres 2024 masih tiga tahun lagi, tapi baliho elite politik marak di sejumlah daerah. Misalnya baliho Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto 'nyapres' di banyak tempat.

Muhammad Taufiq
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 07:49 WIB
Sindiran Nyelekit Warganet Buat Para 'Capres Baliho' yang Jorjoran di Tengah Pandemi
Jorjoran baliho capres di tengah pandemi [Foto: Tangkapan layar Twitter]

SuaraJatim.id - Pilpres 2024 masih tiga tahun lagi, tapi baliho elite politik marak di sejumlah daerah. Misalnya baliho Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto 'nyapres' di banyak tempat.

Lalu ada baliho Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lalu baliho Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Tokoh terakhir ini memang gencar mengatrol popularitas dan elektabilitasnya lewat media luar ruangan.

'Jorjoran' baliho di tengah kondisi Pandemi Covid-19 ini menuai kritik banyak tokoh. Di media sosial sendiri, Twitter misalnya, warganet berisik mencuitkan sindiran dan kritik terkait maraknya baliho tersebut.

Misalnya cuitan politisi senior pendiri PAN, Abdillah Toha. Ia mengkritik keras baliho sejumlah tokoh yang bertebaran di tengah kondisi wabah Covid ini lewat cuitan di Twitternya @AT_AbdillahToha.

Baca Juga:Marak Baliho Tokoh Parpol, Pelaku Usaha Advertising di Malang Akui Nasibnya Terselamatkan

"Halo Puan, Erlangga, Muhaimin, AHY, apa tidak risih dan malu memajang gambar diri besar2 di sekujur Indonesia bersaing utk pilpres yang masih 3 tahun lagi, ketika rakyat sedang bergulat atasi pandemi dan kehidupan sehari2? Kenapa tak gunakan uang baliho itu utk bantu rakyat saja?" demikian Ia menulis.

Sindiran di Twitter juga dicuitkan budayawan Sujiwo Tedjo lewan akun Twitternya @sudjiwotedjo:

"Anak-anaaaaaak .. kenapa pada males berjemur... berjemur itu bagus buat mencegah Covid-19, bu guru "PAUD".

"Bukan males, Buuuu... Tapi mataharinya kehalang banyak BALIHO, Buuuuuu..."

Lalu akun pegiat media sosial @eko_kuntadhi. Ia menyirot pemberitaan media dimana ada judul artikel tokoh partai meminta stasiun televisi tidak menayangkan olahraga Volly Pantai. Namun dalam cuitannya ia menyelipkan kritikan banyaknya baliho tersebut.

Baca Juga:Pendiri PAN Sentil Puan hingga AHY: Apa Tidak Malu Pasang Baliho Pilpres saat Pandemi?

"Ya, Tuhan. Masa nonton Volly pantai aja gak boleh. Kalau keluar rumah, malah disuguhi tontotan baliho Puan. Pussseenggg..."

Lalu komedian Ernest Prakasa pun tak kalah keras mengkritik persoalan tersebut. Lewat akun Twitternya @ernestprakasa, Ia menulis cuitan seperti ini:

"Pak Airlangga Hartanto & Ibu Puan Maharani, itu bajet beriklan untuk personal branding anda berdua apa nggak sayang duitnya? Gak mau dipake untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat aja?"

Perusahaan Advertising justru terselamatkan

Meskipun demikian, tidak semua orang mengkritik maraknya baliho elite politik tersebut. Ada sejumlah pihak yang ternyata justru tertolong dengan baliho-baliho tersebut, misalnya pengusaha advertaising.

Nasib perusahaan atau pelaku usaha advertising justru terselamatkan berkat maraknya tokoh partai politik (parpol) memasang baliho di tengah kondisi Pandemi Covid-19 ini. Padahal mereka hampir saja kolaps dihantam pandemi Covid-19.

Bos Perusahaan Advertising Jade Indopratama Rachmad Santoso mengaku mendapat berkah dari maraknya fenomena elit parpol pasang baliho tersebut.

"Pastinya begitu (berkah bagi perusahaan advertising). Terus terang, sebenarnya mereka-mereka (figur parpol yang memasang baliho) ini menyelamatkan omzet para pemilik reklame di situasi Covid-19 seperti ini," ujarnya, seperti dikutip dari TIMESIndonesia, jejaring media suara.com, Jumat (6/8/2021).

Ia juga mengakui perusahaannya terselamatkan. "Aktivasi billboard dengan konten sosok atau tokoh (parpol) ini bagi kami sebuah berkah. Dengan orderan dari mereka, ini bisa menyelamatkan perusahaan," ujarnya menegaskan.

Ia menambahkan, tidak hanya perusahaan saja yang terselamatkan, karyawannya juga mendapat berkah.

"Ya dengan orderan mereka, kita bisa menggaji karyawan yang kemarin hampir di ujung tanduk," imbuhnya.

Rachmad mengaku, sebenarnya ia pun tak mengerti maraknya baliho saat ini bisa menjadi viral dan dibahas oleh banyak orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini