Ghani pertama kali menjabat sebagai presiden pada 2014 menggantikan Hamid Karzai yang memimpin Afghanistan setelah invasi pasukan sekutu pimpinan AS pada 2001.
Dia mengawasi penyelesaian misi tempur AS, penarikan pasukan asing yang hampir selesai dari Afghanistan, dan proses perdamaian yang kacau dengan pemberontak Taliban.
Ghani berupaya mengakhiri perang puluhan tahun sebagai prioritas meski gerilyawan Taliban terus menyerang pemerintahan dan pasukan keamanan. Dia memulai pembicaraan damai dengan mereka di ibu kota Qatar, Doha, pada 2020.
Namun negara lain merasa frustrasi dengan lambatnya kemajuan pembicaraan itu dan pada reaksi Ghani yang makin tajam. Seruan untuk membentuk pemerintah sementara pun makin meningkat.
Baca Juga:Pasukan Taliban Kepung Kota Kabul, Ingin Ambil Alih Kekuasaan Secara Damai
Selama menjabat, dia telah mengangkat kaum muda dan berpendidikan untuk memimpin posisi yang dulu dijabat oleh sekumpulan figur elite dan jaringan patronasi.
Ghani berjanji memerangi korupsi yang merajalela, membenahi ekonomi yang rusak dan menjadikan Afghanistan penghubung perdagangan regional antara Asia Tengah dan Selatan. Namun, dia tak mampu memenuhi sebagian besar janjinya. ANTARA