Viral Mural Jokowi 404: Not Found, Moeldoko: Ini Bicara Akhlak!

Ribut-ribut kasus mural kritik terhadap Presiden Jokowi yang bertuliskan Jokowi 404: Not Found di Batu Ceper, Tanggerang, akhirnya direspons oleh Istana.

Muhammad Taufiq
Kamis, 19 Agustus 2021 | 15:42 WIB
Viral Mural Jokowi 404: Not Found, Moeldoko: Ini Bicara Akhlak!
Mural 'Jokowi 404:Not Found' berada di bawah jembatan layang Jalan Pembangunan 1, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Kekinian mural mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu telah dihapus. [Ist]

SuaraJatim.id - Ribut-ribut kasus mural kritik terhadap Presiden Jokowi yang bertuliskan Jokowi 404: Not Found di Batu Ceper, Tanggerang, akhirnya direspons oleh Istana.

Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko menegaskan Presiden Jokowi tidak pernah beper (bawa perasaan) terkait dengan viral mural yang sering bermunculan di mana-mana.

Hanya saja, Moeldoko mengingatkan pembuat mural tidak berlebihan dan mencaci maki. Selama ini, presiden selalu terbuka terhadap kritik dan mengajak semua elemen masyarakat berdiskusi.

Apalagi berkaitan dengan kebebasan berekspresi dan karya seni di Indonesia. Menurut Moeldoko presiden sangat suka dengan karya seni.

Baca Juga:Kabareskrim Klaim Jokowi Tak Berkenan Polisi Responsif Kasus Mural 404 Not Found

"Sebenarnya dari awal Presiden selalu mengatakan, dan ini lebih bersifat edukatif ya. Presiden sangat terbuka, enggak pernah pusing dengan kritik. Beliau sangat terbuka untuk diskusi, beliau juga suka karya seni. Hanya saja ini bicara akhlak," kata Moeldoko di Jakarta, Kamis (19/8/2021).

"Tetapi beliau selalu menyisipkan sebuah kalimat yang indah. 'Kita orang timur memiliki adat, jadi kalau mengkritik sesuatu yang beradab.' Tata krama ukuran budaya kita itu supaya dikedepankan," ujar Moeldoko, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com.

Moeldoko menegaskan, fenomena jelek tidak boleh dibiarkan di Indonesia. Negara harus turun dan bertanggungjawab, jika dibiarkan maka yang akan dirugikan negara sendiri. Generasi muda Indonesia harus punya akhlak yang baik, tidak boleh prilaku jelek dibiarkan begitu saja.

Oleh sebab itu Moeldoko mengajak masyarakat lebih bijaksana lagi dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah. Menurut dia harus dibedakan antara mengkritik dengan mencaci maki. Antara kebencian dan karya seni yang indah.

"Bukan hanya selalu bicara antikritik. Cobalah lihat cara-cara mengkritiknya itu, berikutnya kadang-kadang kita mudah sekali untuk menjustifikasi, menyamakan antarkritik dengan fitnah," kata Moeldoko. .

Baca Juga:Moeldoko Bicara Adab Mengkritik, Politisi Demokrat Sindir Kasus Rebut Partai

Petugas Cari Pembuat Mural

Sebagai informasi, sejumlah mural yang 'menyinggung' pemerintah dihapus dan pembuatnya diburu aparat. Di sejumlah negara, mural menjadi medium para seniman untuk menyampaikan kritik.

Belakangan ini, publik dihebohkan sejumlah mural yang menyinggung pemerintah dan kemudian viral. Di Kota Tangerang, ada mural bergambar wajah mirip Presiden Jokowi. Mata dari sosok wajah di mural itu tertutup tulisan '404: Not Found'.

Kasubbag Humas Polres Tangerang Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim membenarkan soal mural itu. Namun mural itu kini telah dihapus aparat setempat. Pembuatnya kini tengah diburu oleh polisi.

Sementara itu, Staf Khusus Mensesneg, Faldo Maldini menilai sejatinya mural berbentuk kritik boleh saja. Tetapi, jika tak ada izin, bisa dianggap melawan hukum.

"Mural, entah apa pun isinya, yang gambarnya memuji tokoh politik tertentu, yang mengkritisi pemerintah, yang memuji pemerintah, kalau tidak ada izinnya, bisa berujung pada tindakan melawan hukum, cederai hak orang lain. Ada di KUHP, silakan dicek," kata Faldo Maldini mengenai mural Jokowi 404: Not Found di Batu Ceper, Tanggerang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini