Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Keutamaan dan Tafsirnya

Surat Al Kafirun mengandung pernyataan Nabi Muhammad tidak akan menyembah Tuhan selain Allah.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 28 Oktober 2021 | 08:16 WIB
Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Keutamaan dan Tafsirnya
Ilustrasi berdoa (pixbay)

Perbedaan dalam keyakinan pasti akan terjadi. Bagaimanapun dalam konteks masyarakat hari ini menghargai perlu, sehingga tidak menjadi konflik. Akan tetapi, tetap antara satu keyakinan lain dengan lainnya tidak bisa disamakan.

Surat Al Kafirun 1-6

  • (1) Qul yaa ayyuhal kaafiruun
  • (2) laa a’budu maa ta’buduun
  • (3) Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud
  • (4) Wa laa ana ‘aabidum maa ‘abadtum
  • (5) Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud
  • (6) Lakum diinukum waliya diin.

Artinya, “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Tafsir

Baca Juga:Surat Al Kahfi Ayat 1-10: Manfaat dan Keutamaan Selamat dari Kiamat dan Dajjal

Ayat 1 : Qul yaa ayyuhal kaafiruun.

Artinya, “Hai orang-orang kafir.”

Kata Qul yang berarti katakanlah merupakan firman Allah dan perintah-Nya agar Rasulullah menyampaikan ayat ini kepada orang-orang kafir, secara khusus kafir Quraisy sebagai jawaban atas tawaran mereka.

Kata Al Kaafiruun berasal dari kata Kafara yang berarti menutup. Disebut kafir karena hatinya tertutup, belum menerima hidayah Islam. Siapapun yang tidak menerima Islam, maka ia adalah kafir.

Ayat 2: Laa a’budu maa ta’buduun.

Baca Juga:Masjid Disegel Satpol PP, Ketua MUI Depok Minta Jemaat Ahmadiyah Segera Bertaubat

Artinya, ”Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”

Kata a’budu merupakan bentuk kata kerja masa kini dan akan datang. Ini merupakan penegasan bahwa Rasulullah tidak akan menyembah Tuhan mereka baik di masa kini maupun masa depan

Menurut Ibnu Katsir, makna maa ta’buduun adalah berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan. Rasulullah tidak akan menyembah mereka dan tidak akan memenuhi ajakan orang kafir dalam sisa usianya.

Ayat 3: Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud.

Artinya, “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”

Ayat ini menunjukkan orang-orang kafir itu juga tidak akan menyembah Tuhan yang disembah Rasulullah di masa kini dan masa datang. Meskipun nantinya penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam, namun orang-orang yang mendatangi Rasulullah untuk mengajak menyembah tuhan mereka, semuanya tidak masuk Islam bahkan mati terbunuh dalam kondisi kafir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini