Surah Al Maidah Ayat 48, Anjuran untuk Berlomba-lomba dalam Kebajikan

Dalam tata Bahasa arab, Al Maidah berarti hidangan.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 19 November 2021 | 11:15 WIB
Surah Al Maidah Ayat 48, Anjuran untuk Berlomba-lomba dalam Kebajikan
Ilustrasi berdoa (pixbay)

SuaraJatim.id - Surah Al Maidah adalah surat adalah surah ke 5 dalam Al Quran. Dalam tata Bahasa arab, Al Maidah berarti hidangan. Surah ini adalah masuk dalam golongan surah Madaniyah, yakni surah yang turun di Madinah, setelah Nabi Muhammad dan pada sahabat hijrah dari Kota Makkah. Surah ini banyak membicarakan tentang hubungan umat Islam dengan komunitas lainnya di luar Islam. Salah satunya yang tertera dalam ayat 48.

Kandungan Surah Al Maidah ayat 48. Ayat ini membawa pesan mengenai kebenaran Al Qur;an adalah sumber kebenaran yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Laman webmuslimah menulis, dalam surah ini tersurat pesan bahwa Al Qur’an mengakui keberadaan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur dan Injil. Dengan kata lain Al Qur’an membenarkan kitab-kitab tersebut sekaligus menjadi hakim atas kitab-kitab sebelumnya, yang dinilai sudah tidak lagi otentik karena diubah oleh tangan manusia.

Meski begitu, ayat ini menegaskan kalau Allah adalah yang membuat segala keragaman dan perbedaan yang ada di muka bumi ini. Bisa saja Allah membuat semua keberagaman ini hilang dan menjadi satu ragam saja, Namun Allah tidak melakukan hal tersebut. Allah membiarkan keragaman itu tetap ada sebagai bentuk ujian. Dalam hal itu, Allah juga memerintahkan manusia untuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Segala perselisihan yang terjadi akan diungkap Allah di hari akhir nanti.

Berikut bunyi ayat tersebut, beserta artinya:

Baca Juga:Masya Allah Beragam Fadhilah Surah Yunus, dari Keselamatan Kehamilan Hingga Tangkal Sihir

Surah Al Maidah Ayat 48

(Wa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi mushoddiqol limaa baina yadaihi minal kitaabi wamuhaiminan ‘alaihi. Fahkum bainahum bimaa anzalalloohu walaa tattabi’ ahwaa,ahum ‘ammaa jaa,aka minal haq. Likulling ja’alnaa mingkum syir’ataw waminhaajaa. Walau syaa,alloohu laja’alakum ummataw waahidataw walaakil liyabluwakum fii maa aataakum. Fastabiqul khoiroot. Ilalloohi marji’ukum jamii’aang fayunabbi,ukum bimaa kungtum fiihi takhtalifuun)

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Asbabun Nuzul Surah Al Maidah ayat 48

Masih dari laman webmuslimah.com, latar belakang turunnya ayat ini berkenaan dengan orang-orang dari golongan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) menemui Rasul dan meminta keputusan kepadanya. Awalnya Rasul hendak memutuskan perkara tersebut berdasarkan kitab mereka masing-masing. Namun lalu Allah menurunkan ayat ini agar segala keputusan tersebut diambil menurut Al Qur’an.

Baca Juga:Kandungan Penting Surah Ali Imran ayat 159, Penting Dipahami oleh Para Pemimpin

Ragam tafsir Surah Al Maidah ayat 48

Laman umma.id menulis, ada beragam tafsir yang muncul mengenai ayat 48 dalam Surah Al Maidah ini. Diantaranya Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Namun secara garis besar tafsirnya adalah sebagai berikut.

1. Iman kepada Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengatakan, ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan Al Qur’an kepada nabi Muhammad dengan haq. Hakni membawa kebenaran dan tiada keraguan di dalamnya.

2. Al Quran sebagai pedoman hidup

Dalam Tafsir Fi Zilail Qur’an, Sayyid Qutb mengurai tafsir atas ayat ini sebagai berikut.

“Agama ini telah sempurna, nikmat Allah yang diberikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhai agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia. Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagaian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain,”

3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing

Menurut Ibnu Abbas, syariat yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah tuntunan di jalan Allah. Sementara Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, syariat adalah apa yang disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para hambaNya berupa agama, sistem, aturan dan hukum-hukumnya.

4. Berlomba-lomba dalam kebajikan

Pada bagian ini, Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menulis,

“Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,”

5. Semua akan kembali kepada Allah

Mengenai hal ini, Buya Hamka menyatakan, perselisihan yang dimaksud dalam ayat ini adalah mengenai hari akhir. Ada orang kafir yang tida percaya akan adanya akhirat, sementara sebagai orang beriman kita harus meyakini adanya hari akhir. Menurut Buya Hamka, Inilah yang menjadi pokok pangkal perselisihan yang nanti akan diberi tahu kelak.

Demikian tadi ulasan mengenai Surah Al Maidah ayat 48, beserta makna, kandungan dan beragam tafsirnya. Semoga dapan menambah wawasan dan pengetahuan kita di kemudian hari.

Kontributor : Rio Rizalino

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini