SuaraJatim.id - Guguran awan panas dari letusan Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) menimbulkan kerusakan parah, khususnya di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang menjadi salah satu wilayah paling terdampak parah erupsi Semeru. Data sementara BNPB menyebutkan rumah terdampak mencapai 2.970 unit.
Pantauan reporter, endapan material vulkanik di sejumlah rumah di Dusun Sumbersari Umbulan tingginya mencapai setengah pintu rumah sekitar 2 meter. Berbeda dibanding dusun lainnya yang rata-rata hanya tertutup abu. Meski begitu, rata-rata rumah mengalami rusak pada bagian atap bahkan ada yang roboh.
Jayadi (35), Ketua RT 10 RW 04 Dusun Sumbersari Umbulan mengatakan, ada sekitar 40 rumah dari 95 KK di Umbulan. Saat dia menengok dusunnya lagi, hampir sebagian rumah disana terpendam endapan lahar dari Gunung Semeru.
Baca Juga:Relawan Kesulitan Mencari Korban Erupsi Semeru yang Dilaporkan Hilang
Tak hanya rumah, ladang pertanian warga juga ikut rusak. Begitu juga hewan ternak mereka yang kata dia mencapai ratusan ekor harus mati sia-sia. ''Rata-rata di Umbulan. Di Gumuk Emas dan Kamar A juga sama udah kependem,'' kata dia di tempat pengungsian, Senin (6/12/2021).
Selain harta benda, warga dusun juga ikut berduka karena nasib 3 orang warganya belum diketahui pasti hingga saat ini. Mereka adalah Yudi, Mardi dan Rohman yang saat kejadian sedang bekerja menambang pasir.
Ketiganya menjadi 3 diantara 27 orang yang dinyatakan hilang pasca kejadian ini. Juga ada 15 orang dinyatakan telah meninggal dunia dan 8 diantaranya sudah diketahui identitasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan dari 5.205 warga yang terdampak, ada 1.707 jiwa mengungsi. Total sudah ada 9 posko pengungsian di Kecamatan Pronojiwo. Sementara di Kecamatan Candiro ada di 6 titik dan di Kecamatan Pasirian ada di 4 titik.
Kontributor: Ulul
Baca Juga:Update Korban Meninggal Akibat Letusan Semeru Jadi 22 Orang, 2.004 Warga Mengungsi