Setelah dingin, gradasi warna daun akan dicari dan dipilah, mulai warna putih, belang-belang, bahkan ada yang batik serta ada yang tetap berwarna coklat
"Setelah kita proses dengan pemutih daun, kita bilas 2-3 kali agar saat disetrika tidak menempel dan ditaruh koran supaya meresap airnya baru disetrika. Jadi pengeringannya tidak melalui sinar matahari. Seperti sekarang ini musim hujan kami tetep jalan produksinya karena pengeringannya melalui setrika," ujar Nanik.
Setelah proses semua itu, daun akan ditempel ke medianya yang dikehendaki, baru finishingnya, daun yang sudah dlindungi dengan cat tidak akan berjamur, dan kutu-kutu tidak bisa menempel lagi.
Selain itu, produk Nanik ini sangat ramah lingkungan, Ia menjamin jika sisah dari proses produksi mereka, tidak mencemari lingkungan.
Baca Juga:Datangi Pengungsian Banjir Lombok, Risma Tegur Bupati Sebut Lokasi Tak Aman Dan Keliru
"InsyaAllah produk saya ramah lingkungan, mulai dari lem, sampai cap nya ramah lingkungan, karena kalau daur ulang itu ramah lingkungan, mulai dari sisah-sisah prosesnya waktu kita buang itu berdampak atau tidak ternyata tidak," ujarnya menegaskan.
Dalam perjalanan waktu, Nanik saat ini sudah mempekerjakan beberapa orang, dalam proses produksinya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa