"Pulangnya juga demikian, keluar kelas mereka menunggu di ruang transit, ketika orang tuanya yang jemput datang dipanggil lalu langsung pulang, sehingga tidak ada kerumunan. Nah, bagi orang tuanya kita juga siapkan aplikasi PeduliLindungi di sekolah," katanya menambahkan.
Saat PTM, Yusuf memastikan akan bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari satgas sekolah, Satgas Kampung Tangguh yang ada di sekitar sekolah, dan satgas yang ada di kelurahan dan kecamatan.
Nantinya, lanjut dia, mereka akan membantu mengarahkan dan mengingatkan anak-anak sekolah supaya tidak bergerombol, baik ketika akan memasuki sekolah hingga kelas maupun ketika keluar sekolah.
"Dengan prokes yang ketat dan bantuan para satgas ini, kita berharap para orang tua bisa mempercayakan anak-anaknya untuk sekolah mengikuti PTM. Jadi, kami tetap meminta persetujuan orangnya. Kalau pun masih ada siswa yang belum bisa mengikuti PTM ini, maka kami akan siapkan pembelajaran secara hybrid," ujarnya.
Baca Juga:Viral Ruang Ganti Persebaya di Laga Melawan Bali United, Sempit dan Cuma Pakai Kipas
Sementara itu, Wakil Ketua PGRI Surabaya Achmad Suharto memastikan, para guru sudah menyiapkan berbagai hal untuk menyambut PTM 100 persen ini. Bahkan, ia juga menjelaskan bahwa para guru nantinya juga akan bergantian atau piket menjadi satgas COVID-19 di sekolahnya masing-masing.
"Jadi, gantian satgasnya, bukan dari siswanya, tapi dari guru dan karyawan sekolah itu. Ini penting untuk bersama-sama menjaga supaya anak-anak tidak berkerumun di sekolah," kata Surhato.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo memastikan pihak sekolah menyambut baik PTM 100 persen ini. Sebab, inilah yang ditunggu-tunggu selama ini oleh para siswa dan wali murid.
"Kami juga sudah siap semuanya, baik sarana dan prasarananya, termasuk pula penataan bangkunya supaya bisa jaga jarak. Jadi, kami siap melakukan PTM 100 persen ini," katanya.
Baca Juga:Fakta Menarik Marselino Ferdinan, dari Rekor Liga 1 hingga Asa Piala Dunia U-20 2023