SuaraJatim.id - Novia Widyasari, mahasiswi cantik asal Mojokerto itu memilih mengakhiri hidup di pusara makam sang ayah. Ia menenggak racun sejenis sianida.
Di balik rasa putus asanya itu, Novia ternyata memiliki spirit fighting luar biasa dalam mencari keadilan. Di bawah tekanan psikologis yang begitu kuat, mahasiswi semester 10 Universitas Brawijaya Malang ini berkali-kali berusaha untuk mencari keadilan.
Tak hanya melaporkan sang kekasih, Bripka Randy Bagus ke Propam Polres Pasuruan, ia juga mendatangi sejumlah lawyer untuk berkonsultasi hukum.
"Setelah pengaduan di Propam Polres Pasuruan tidak ada tindaklanjutnya, justru tumbuh fighting spirit dalam dirinya untuk melakukan perlawanan terhadap Randy," kata Ansorul Huda, salah satu tim kuasa hukum Novia Widyasari saat ditemui di kantornya Kamis (20/1/2022).
Baca Juga:Bripda Randy Bagus Ternyata Belum Dipecat, Polda Jatim: Masih Proses Kode Etik di Propam
Lebih hebatnya kata Ansorul, dara berusia 23 tahun ini juga berupaya bangkit dari keterpurukan pasca melakukan aborsi yang terakhir kali.
Novia melakukan konsultasi ke sejumlah psikiater maupun dokter agar bisa keluar dari tekanan yang selama beberapa tahun membelenggunya, sejak dirinya dinodai kali pertama oleh Bripka Randy.
"Dia beberapa kali ke psikolog dan ke mohon maaf RSJ Lawang, karena dia pingin sembuh karena ingin melakukan perlawanan terhadap Randy itu. Novia juga berkonsultasi dengan banyak lawyer, ada 4 lawyer yang terdeteksi dan semuanya sudah diverivikasi oleh teman-teman IKA-UB," imbuhnya.
Berdasarkan cerita yang disampaikan Fauzun (ibunda Novia), Novia merupakan sosok yang tegas dan tertutup. Ia selalu menyelesaikan persoalannya sendiri.
Bahkan sang ibu baru mengetahui jika Novia sudah menggugurkan kandungannya itu setelah Novia mengajak sang Fauzun untuk melapor ke Polres Pasuruan.
Baca Juga:Terungkap! 3 Fakta Baru Kematian Novia Widyasari, Bripda Randy Belum Dipecat
"Ibunya cerita almarhumah ini tipikalnya kalau ada masalah diselesaikan sendiri. Karena tipikal itulah mungkin Tuhan membuat dia suka menulis," katanya.
"Jadi record atau puzel-puzel terkait permasalahan Novia, banyak kita dapatkan dari tulisan-tulisannya dan juga komunikasinya dengan kawan-kawannya," ucap Ansorul.
Berdasarkan puzel-puzel yang sudah disatukan tim IKA-UB banyak fakta-fakta yang sejauh ini masih belum terkuak dan didalami penyidik kepolisian.
Untuk itu lanjut Ansorul, pihaknya meminta kepada Kompolnas agar menyampaikan kepada Penyidik Polda Jatim untuk lebih serius dalam menangani kasus ini.
"Dalam pemeriksaan ini, kami melihat ada proses yang kurang sempurna sehingga suudzon kita proses ini cukup Randy selesai. Padahal kan tidak, ada banyak kemudian rantai pelaku atau rantai yang dikategorikan perbuatan melawan hukum sebenarnya," kata Ansorul.
Kontributor: Zen Arifin