Kemudian Nabi bertemu Nabi Idris pada tahap keempat, dan setelah itu Nabi Harun di tahap kelima.
Pada tahap keenam, ia bertemu Nabi Musa yang digambarkan berbeda dari nabi-nabi lain.
Terakhir, ia bertemu Nabi Ibrahim pada tahap ketujuh yang menyerupai Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari muslimhands.org.uk, Al-Isra 'wal-Mi'raj terjadi pada saat Nabi SAW menghadapi kesulitan dan rasa sakit yang hebat.
Quraisy, yang merupakan anggota suku dan keluarganya sendiri terus-menerus mengejek, mempermalukan dan menindas Nabi SAW dan para pengikutnya.
Selain itu, Nabi SAW baru saja menghadapi Tahun Kesedihan ('Aam al-Huzn), di mana ia kehilangan istri tercintanya Khadijah, dan pamannya Abu Thalib, yang merupakan pelindung dan sekutu utamanya.
Selain semua beban ini, ketika Nabi melakukan perjalanan ke Ta'if untuk menyebarkan pesan Islam, orang-orang Ta'if telah menolaknya dengan cara yang paling kejam, mengirim anak-anak mereka ke jalan-jalan untuk melempari Nabi sampai meninggalkan kota.
Setelah melalui begitu banyak kesedihan dan penderitaan, Nabi Muhammad SAW diberi hadiah yang benar-benar indah dan menghibur.
Nabi melakukan perjalanan, tidak hanya ke Tempat Suci dan melalui langit, tetapi akhirnya ke Hadirat Ilahi, sumber dari semua kenyamanan dan harapan. Salah satu pelajaran paling penting dari Isra Miraj.
Baca Juga:Anies Baswedan: Jabatan Saya akan Berakhir pada Oktober 2022
Demikian sejarah Isra Miraj, semoga bermanfaat.