Selain itu, Nabi SAW baru saja menghadapi Tahun Kesedihan ('Aam al-Huzn), di mana ia kehilangan istri tercintanya Khadijah, dan pamannya Abu Thalib, yang merupakan pelindung dan sekutu utamanya.
Selain semua beban ini, ketika Nabi melakukan perjalanan ke Ta'if untuk menyebarkan pesan Islam, orang-orang Ta'if telah menolaknya dengan cara yang paling kejam, mengirim anak-anak mereka ke jalan-jalan untuk melempari Nabi sampai meninggalkan kota.
Setelah melalui begitu banyak kesedihan dan penderitaan, Nabi Muhammad SAW diberi hadiah yang benar-benar indah dan menghibur.
Nabi melakukan perjalanan, tidak hanya ke Tempat Suci dan melalui langit, tetapi akhirnya ke Hadirat Ilahi, sumber dari semua kenyamanan dan harapan. Salah satu pelajaran paling penting dari Isra Miraj.
Demikian sejarah Isra Miraj, semoga bermanfaat.
(Mutaya Saroh)