Militer Ukraina Juga Bom Warga Sipil Donetsk, Putin Meradang Semprot Para Pemimpin Uni Eropa Diam Saja

Presiden Rusia Vladimir Putin menyentil para pemimpin Uni Eropa yang abai pada masalah kemanusiaan dan kriminal di Kota Donbass, pinggir Timur Ukraina.

Muhammad Taufiq
Rabu, 16 Maret 2022 | 12:04 WIB
Militer Ukraina Juga Bom Warga Sipil Donetsk, Putin Meradang Semprot Para Pemimpin Uni Eropa Diam Saja
Presiden Vladimir Putin Umumkan Daftar Negara Musuh Rusia (Pixabay/DimitroSevastopol)

SuaraJatim.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyentil para pemimpin Uni Eropa yang abai pada masalah kemanusiaan dan kriminal di Kota Donbass, pinggir Timur Ukraina.

Putin menekankan fakta bahwa militer Ukraina melakukan tindakan kriminal dengan menyerang warga sipil menggunakan rudal hingga menyebabkan korban penduduk sipil tidak sedikit.

Wilayah Donbass merupakan daerah yang ingin memisahkan diri dari Rusia sejak lama. Wilayah itu mayoritas warganya berbahasa Rusia. Dalam perang kali ini, militer Ukraina juga menggempur permukiman penduduk di Donetsk dengan amunisi bom tandan.

Hal ini disampaikan Putin saat melanjutkan diskusi tentang operasi militer khusus Rusia untuk mempertahankan republik Donbass serta masalah kemanusiaan, termasuk langkah-langkah untuk mengevakuasi warga sipil.

Baca Juga:Elon Musk Tantang Duel Vladimir Putin dengan Taruhan Ukraina, Begini Respon Rusia

Vladimir Putin memaparkan penilaian prinsipnya tentang pembicaraan yang sedang berlangsung antara perwakilan Rusia dan Ukraina pada kesepakatan yang akan mempertimbangkan tuntutan Rusia sebelumnya.

Dikutip dari pernyataan Putin pada laman situs resmi kantor kepresidenan https://en.kremlin.ru/, Putin menekankan bahwa Kiev tidak menunjukkan komitmen serius untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama.

Perdamaian antara Ukraina dan Rusia memang masih alot. Namun belakangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pembicaraan damai kini terdengar lebih realistis.

Hal ini disampaikannya, Rabu (16/03/2022). Namun, kata dia, masih perlu waktu untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan antara kedua belah pihak.

Para pejabat Ukraina sebelumnya berharap agresi militer Rusia di negara itu dapat berakhir lebih cepat dari perkiraan, kemungkinan pada Mei.

Baca Juga:Tak Takut, Elon Musk Tantang Vladimir Putin Berduel

Mereka mengatakan Moskow mungkin akan menerima sejumlah syarat akibat kegagalannya memasang pemerintah boneka dan menghadapi kekurangan tentara.

"Pertemuan terus berlangsung, dan saya diberi tahu, sikap dalam perundingan sudah terdengar lebih realistis. Tapi masih diperlukan waktu agar keputusannya sesuai kepentingan Ukraina," kata Zelenskyy lewat siaran video jelang putaran perundingan berikutnya.

Sebelumnya, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov justru mengatakan terlalu dini untuk memprediksi kemajuan perundingan.

"Ini tugas yang sulit, dan dalam situasi saat ini, fakta bahwa (perundingan) terus berlangsung mungkin positif," katanya.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti militer dan membersihkan negara itu dari pengaruh Nazi (denazifikasi).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini