SuaraJatim.id - Ada empat jalur di wilayah Jawa Timur yang bakal dipakai oleh para pemudik menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah nanti.
Empat jalur itu diprediksi rawan macet parah saat musim mudik libur lebaran 2022 nanti oleh Polda Jatim. Sehingga keempat jalur itu menjadi salah satu fokus pengamanan mudik lebaran.
Seperti disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Latif Usman, empat jalur tersebut yaitu jalur pantura, jalur tengah Bojonegoro, jalan tol dan jalur selatan.
"Nah, ini semua menuju ke kawasan timur, bertumpu di Malang, Surabaya sampai ke Banyuwangi. Tetapi ingat, bahwa Surabaya ini merupakan pergerakan orang yang akan mudik kembali," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (21/04/2022).
Baca Juga:Rest Area Batang di Mana Saja? Cek Daftar dan Fasilitas yang Tersedia untuk Mudik Lebaran 2022
Antisipasi yang dilakukan, kata dia, salah satunya adalah penambahan sarana prasarana, seperti Jembatan di Lamongan yang saat ini sudah bisa dilewati.
Kombes Pol Latif menyampaikan bahwa yang perlu disiapkan di jalan tol adalah memberikan fasilitas berupa posko di tempat istirahat atau rest area.
"Di jalan tol kami betul-betul mempersiapkan diri. Total ada 23 rest area, dan bagaimana masyarakat yang perjalanan jauh lewat Jatim supaya bisa nyaman," ucap perwira menengah Polri tersebut.
Tak hanya rest area, mantan Direktur Lalu Lintas Polda DI Yogyakarta tersebut menyampaikan Ditlantas Polda Jatim telah melakukan pemetaan titik-titik tol yang rawan.
"Setidaknya ada tujuh titik tol yang perlu diwaspadai. Seperti Tol Sidoarjo, Tol Kejapanan, Waru Gunung, Singosari, Pandaan," kata Latif yang juga pernah menjabat Wadirlantas Polda Metro Jaya itu.
Baca Juga:Pemerintah Janjikan Tol Gratis Jika Macet 1 Km Terjadi Saat Lebaran 2022, Publik Apatis: Iyain Aja!
Kewaspadaan titik-titik tersebut, lanjut dia, bukan karena kecelakaan lalu lintas, melainkan berpotensi menimbulkan kemacetan.
Polri juga telah melaukan koordinasi dengan pengelola, termasuk pihak jalan tol, supaya tidak terjadi antrean di pintu atau gerbang tol.
"Kami meminta jangan sampai ada antrean lebih dari 1 kilometer. Apabila lebih maka harus ada kebijaksanaan dari mereka, apakah diloloskan atau bagaimana. Kami harap semuanya sudah bisa mengantisipasi," kata perwira lulusan Akpol 1995 itu.