SuaraJatim.id - Tidak ada titik temu alias mentok. Ini yang terjadi dalam upaya pertemuan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan kelompok yang disebut-sebut sesat di Purwosari, Pasuruan.
Dialog ini terjadi setelah mencuat kabar kalau muncul aliran sesat di Pasuruan. Ajaran kelompok ini di antaranya mengaku bisa berkomunikasi langsung dengan Allah dan tidak percaya Nabi Muhammad SAW.
Lalu gaduhlah Pasuruan. MUI bersama tokoh masyarakat setempat segera mendatangi tempat berkumpul mereka. Dialog pun digelar. MUI dan tokoh masyarakat menemui mereka tujuannya hendak menyadarkan agar kembali kepada ajaran agama.
Namun hasilnya nihil. Mereka berkukuh ajarannya benar dan balik menantang perwakilan MUI Kecamatan Purwosari dan Wonorejo.
Baca Juga:Penjelasan Bupati Langkat soal Adanya Warga Murtad
Dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, kala itu perwakilan MUI dua kecamatan menemukan ada 6 orang anggota kelompok aliran sesat sedang berkumpul pada Jumat (15/05/2022) lalu.
"Sudah kami datangi di lokasi yang berada di bangunan bekas warung tersebut. Di lokasi ada sekitar enam orang, empat laki-laki, dan dua orang lainnya perempuan," ujar Ketua Komite Dakwa Khusus MUI Kabupaten Pasuruan, Abdul Karim, Senin (16/05/2022).
Keenam orang anggota kelompok aliran sesat itu tidak menolak ditemui rombongan tim MUI dua kecamatan dan kepolisian setempat. Perwakilan MUI juga sempat memberikan ceramah dan mengajak mereka untuk bertaubat.
Namun kelompok aliran sesat ini menentang keras jika disebut sebagai aliran menyimpang. Mereka justru menantang ketua MUI dua Kecamatan untuk bertemu dengan Allah.
Baca Juga:Bupati Langkat soal Warga Murtad: Tidak Benar Massal, Ini Ada yang Menggoreng!