SuaraJatim.id - Kapal Layar Motor (KLM) Anugerah Ilahi tenggelam di Perairan Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep, Senin (23/05/2022). Kapal dengan rute Pelabuhan Panarukan menuju Pulau Kangean itu mengangkut material bangunan.
Seperti diwartakan Beritajatim.com, kapal Anugerah Ilahi mengangkut sejumlah semen 1.000 karung, triplek 50 lembar, dan kalsiboard 150 lembar. Kapal berangkat dari Panarukan, namun terjadi kebocoran saat melintasi perairan Sepudi.
“Saat kapal berlayar melintasi selatan Perairan Pulau Sepudi, lambung kapal didapati bocor. Akibatnya, air terus masuk di kapal dengan GT 44 itu,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.
Kebocoran kapal tidak dapat diatasi oleh para anak buah kapal (ABK). Air yang terus masuk menyebabkan mesin kapal mati. Kapal kemudian kandas tenggelam.
Baca Juga:Tak Ada Bangunan Rusak Terdampak Gempa Magnitudo 3,9 di Sumenep
“Beruntung dalam musibah itu, empat ABK yakni Abdi, Warid, Abdul, dan Mubarak berhasil menyelamatkan diri. Saat ini semua kru kapal sudah dievakuasi ke Pulau Sepudi,” terang Widiarti.
Keempat ABK yakni Abdi Manab (35) sebagai nahkoda, Sulfikri (42), Hosni Mubarok (35), dan Warib (42). Seluruh awak kapal asal Pulau Pagerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, selamat.
“Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan papan kalsiboard yang bisa mengapung. Mereka memfungsikan sebagai rakit, papan-papan muatan kapal yang masih bisa dimanfaatkan,” sambung dia.
Keempat ABK tersebut berusaha bertahan mengapung di atas papan, hingga akhirnya pertolongan tiba. Sejumlah nelayan bersama petugas Syahbandar, Polsek, dan Koramil Gayam berhasil mengevakuasi keempat ABK tersebut.
“Proses evakuasi sempat terhambat cuaca buruk. Namun Alhamdulillah, semuanya selamat, dan sekarang dibawa ke Asrama Polsek di Pulau Sepudi,” ujar Widiarti.
Baca Juga:2 Orang Tewas Dalam Kecelakaan Maut Tabrakan Beruntun Motor dan Pikap di Sumenep
Musibah laut itu berawal ketika kapal yang bermuatan barang kelontong campuran, semen 700 sak, triplek 50 lembar, kalsiboard 100 lembar, berangkat dari Pelabuhan Panarukan Situbondo menuju dengan Pelabuhan Batuguluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.
“Sekitar 7 jam perjalanan laut, ketika memasuki Perairan laut Sapudi sebelah selatan, kapal dihantam angin dan ombak besar. Akibatnya kapal mengalami kebocoran di bagian haluan depan lambung kapal,” terangnya.
Kebocoran kapal tidak dapat diatasi oleh para ABK. Air pun terus masuk dan menyebabkan mesin kapal mati. Kapal pun akhirnya tenggelam.
“Sebelum kapal benar-benar tenggelam, keempat ABK melompat menyelamatkan diri berpegangan pada papan-papan yang mengapung,” ungkapnya.