SuaraJatim.id - Peristiwa tragis menghebohkan Warga Desa Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Andri Budi Santoso (46) ditemukan tewas bunuh diri di dekat pusara istrinya.
Belakang diketahui, peristiwa memilukan itu diduga karena pria pengusaha sepatu tersebut tertekan alias depresi biaya nikah lagi.
Berikut fakta-fakta pengusaha sepatu Mojokerto tewas di pusara istri.
1. Ditemukan Tak Bernyawa di Makam Istri
Baca Juga:Menjelang Pernikahan, Pria Mojokerto Tenggak Racun di Pusara Mendiang Istri
Bapak tiga anak meregang nyawa usai menenggak racun obat anti serangga sekira pukul 17.30 WIB Senin (20/6). Andri meninggal dalam kondisi duduk bersila, badannya tertelungkup ke gundukan tanah makam Sutiyaningsih, istrinya yang setahun lalu meninggal akibat Covid-19.
Disekitarnya terdapat sejumlah dua bungkus obat anti serangg dan sebuah kaleng obat semprot, serta sebuah gunting. Sebelum mengakhiri hidupnya, Andri sepertinya berdoa di makam sang istri. Masih jelas terlihat, bunga-bunga segar itu belum lama ditabur di gundukan tanah liat itu.
2. Tertekan Biaya Pernikahan
Andri diduga mengalami tekanan yang cukup berat hingga memilih mengakhiri hidup dengan cara sadis itu. Seyogyanya Andri berencana menikah lagi, prosesi pernikahan pun akan segera dilangsungkan dalam waktu dekat ini.
"Rencana mau menikah tanggal 3 Juli pekan depan itu. Tapi menurut informasi yang kita dapat, korban tidak memiliki uang, sehingga mungkin depresi," kata Umam.
Baca Juga:4 Selebriti Dengan Konsep Pernikahan Unik, Tak Perlu Gembar-Gembor
Meski demikian, Umam belum bisa memastikan kebenaran, terkait motif Andri nekat melakukan bunuh diri. Pihak keluarga pun mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Andri dan meminta agar jenazah Andri bisa dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan.
"Jenazah sudah kita serahkan ke pihak keluarga setelah dilakukan pemeriksaan kemarin. Untuk penyebab kematian, dugaannya korban meninggal karena bunuh diri dengan meminum racun itu," ucap Umam.
3. Sering Mengunjungi Makam Istri
Sementara itu, juru kunci makam Desa Gedek, Bambang Utomo mengungkapkan, Andri memang sering berziarah ke pusara sang istri. Menurutnya, sepekan sekali atau kada dua kali, pengrajin sepatu itu datang untuk mengirimkan doa.
"Sering datang ke sini, biasanya malam Kamis sama anaknya yang sulung, datang berdua," kata Bambang ditemui Suara.com.
Bambang pun mengaku kaget ketika mengetahui Andri sudah dalam kondisi tak bernyawa di atas pusara istrinya sore kemarin. Ia juga merupakan orang pertama yang melaporkan ke perangkat desa setempat saat mendapati Andri tak bergerak tertelungkup di atas gundukan tanah makam.
"Saya kemarin mau menghidupkan lampu makam, saya lihat dia kok duduk telungkup tidak bergerak. Kemudian saya cek, ternyata mulutnya sudah ada busanya," ucap pria berusia 52 tahun ini.
Lantaran curiga, Bambang kemudian melaporkan kondisi Bambang ke perangkat desa dan pihak kepolisian. Saat petugas melakukan pengecekan ke lokasi, Andri dipastikan sudah tidak bernyawa. Petugas kemudian mengevakuasi jasad Andri ke RSUD RA Basoeni, Gedek guna dilakukan visum.
Kontributor: Zen Arivin