Jadi Polemik! Parikan "Joko Tingkir Ngombe Dawet" Trio Cak Sodiq, Denny Caknan, Cak Percil Dinilai Tak Patut

Baru-baru ini viral lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" yang dinyanyikan trio artis lokal Jawa Timur: pedangdut Cak Sodiq, penyanyi Denny Caknan dan pelawak Cak Percil.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 09:05 WIB
Jadi Polemik! Parikan "Joko Tingkir Ngombe Dawet" Trio Cak Sodiq, Denny Caknan, Cak Percil Dinilai Tak Patut
Lagu parikan Joko Tingkir ngombe dawet [Foto: Tangkapan layar Youtube]

SuaraJatim.id - Baru-baru ini viral lagu "Joko Tingkir Ngombe Dawet" yang dinyanyikan trio artis lokal Jawa Timur: pedangdut Cak Sodiq, penyanyi Denny Caknan dan pelawak Cak Percil.

Lirik lagu parikan--mirip pantun--ini populer di kalangan penggemar dangdut. Namun, belakangan lagu koploan tersebut menuai kritik dan disoal berbagai kalangan, mulai dari Gus Muwafiq, akademisi UINSA, kemudian Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Terbaru adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jatim. Mereka menilai lagu parikan "Joko Tingkir Ngombe Dawet" itu tidak mencerminkan kebudayaan.

MUI Jatim menilai bahwa lirik dalam lagu tersebut kurang pantas. Sebab, diketahui Joko Tingkir sendiri ternyata merupakan salah satu tokoh ulama. Sehingga, ‘parikan’ Joko Tingkir Ngombe Dawet dinilai kurang patut.

Baca Juga:MUI Jatim Menilai Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' Kurang Patut

Salah satu Ketua MUI Jatim H Ainul Yaqin menjelaskan, Joko Tingkir memilik nama asli Mas Karebet, putra Ki Kebo Kenongo. Joko Tingkir juga menjadi Raja Pajang bergelar Hadiwijaya.

"Yang jelas Joko Tingkir itu nama aslinya Mas Karebet. Putra Ki Kebo Kenongo, diambil menantu Sultan Trenggono, lalu menjadi Raja Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya," kata Ainul dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Kamis (11/8/2022).

Ia menambahkan bahwa Joko Tingkir merupakan sosok yang dihormati dalam sejarah kerajaan Islam. Karena itulah, ia menilai lirik plesetan Joko Tingkir kurang patut.

"Apapun, ketokohannya dihormati dalam sejarah kerajaan Islam. La mosok ngombe dawet (la masak minum dawet), kesannya bikin guyonan. Kurang patut," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa lirik lagu yang dibawakan oleh Denny Caknan Cs tersebut meresahkan masyarakat, ia meminta untuk dihentikan. "Ya, kalau meresahkan dihentikan saja. Intinya, kurang patut, maka bikin resah," katanya.

Baca Juga:Denny Caknan Pernah Kepergok Happy Asmara Video Call Cewek: Makanya Ada Lagu Satru

Hal senada disampaikan akademisi dari UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Achmad Murtafi Haris, mengatakan sebenarnya respon seperti itu adalah hal wajar.

Menurut dia, seni itu harus hidup, namun tetap dalam koridor. Artinya, pencipta harus mempertimbangkan materi yang akan ia masukkan ke dalam karyanya.

"Seni itu tetap harus digunakan, seni itu harus hidup. Cuma ketika ada materi di dalamnya yang kemudian mengundang kritik atau respon, itu masukan yang harus dipertimbangkan," ujarnya.

"Jadi gak terus karepe dewe-dewe (tidak semaunya sendiri). Wajar ada respon. Itu wajar," kata Murtafi menegaskan.

Ia lantas mencontohkan, bahwa dulu juga sempat viral lagu Jaran Goyang. Namun, saat itu tidak ada sebuah persoalan, karena memang masyarakat menganggap itu merupakan hal yang wajar.

"Kalau ini terkait dengan figur yang ternyata dia adalah termasuk tokoh Islam, sehingga ketika dibuat ‘parikan’ yang itu barangkali kurang sesuai, kemudian ada respon dari kelompok masyarakat tertentu yang merasa itu tidak tepat untuk digunakan plesetan semacam itu. Jadi itulah, bagian dari dinamika sosial," katanya.

Begitu juga dengan Gus Muwafiq. Ia meluapkan kekesalannya pada pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Pasalnya, menurut Gus Muwafiq ini keterlaluan, karena pencipta lagunya pasti tidak tahu akan sejarah bangsa dan agama di Nusantara ini.

Nama Joko Tingkir bagi Gus Muwafiq merupakan nama yang keramat, para alim ulama dan para wali yang ada di tanah Jawa tidak lepas dari hasil didikan tokoh Jok Tingkir ini.

Dalam bulan bulan ini lagu ‘Joko Tingkir’ top hits dan sedang naik daun di jagat maya, terutama di platform berbagi video Youtube.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini