SuaraJatim.id - Dua kuburan massal berisi 15 jasad orang hilang ditemukan di Kota Pesisir Sirte, Libya, Rabu (31/08/2022). Belum jelas betul identitas jasad-jasad itu.
Namun kabar penemuan kuburan massal ini dibenarkan otoritas Libya. Lewat pernyataan Otoritas Umum untuk Penelitian dan Identifikasi Orang hilang mengatakan dua kuburan itu ditemukan di kebun Rumah Sakit Ibn Sina.
Penemuan dan penggalian ini dilakukan setelah mendapat petunjuk dari Kantor Jaksa Distrik Sirte yang menyebutkan kalau di kawasan itu ada kuburan massal.
Kemudian menurut pihak otoritas umum, tim forensik akan melakukan pemeriksaan jasad tersebut guna mengidentifikasi mereka.
Baca Juga:Diduga Korban Genosida, Belasan Jasad Ditemukan Di Dua Kuburan Massal Di Libya
Pada 17 Desember 2016 Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) mengumumkan bahwa Sirte sepenuhnya terbebas dari kelompok teror ISIS.
Temuan kuburan massal sudah menjadi hal yang lumrah di Libya yang dilanda perang, terutama di Kota Tarhuna, bekas benteng panglima Khalifa Haftar.
Menurut sumber resmi Libya, pasukan Haftar dan milisi yang bersekutu dengannya telah melakukan kejahatan perang dan genosida selama periode April 2019 - Juni 2020.
Kondisi Libya sendiri saat ini memang belum tenang betul. Terbaru, bentrokan antara pendukung pemerintah saingan Libya menewaskan sedikitnya 23 orang dan merusak enam rumah sakit di Tripoli pada Sabtu (27/08/2022) waktu setempat.
Kejadian ini sempat memicu kekhawatiran bahwa krisis politik dapat berubah menjadi konflik bersenjata baru yang besar. Tembakan senjata ringan dan ledakan mengguncang beberapa distrik di ibu kota membuat asap terlihat membubung dari gedung-gedung yang rusak.
Baca Juga:Bentrok Berdarah Di Libya, 23 Orang Tewas Dan Ratusan Luka-luka
Kepala pemerintahan di Tripoli, Abdulhamid Dbeibah, memposting video dirinya dikelilingi oleh pengawal dan menyapa para pejuang yang mendukungnya.
Kementerian Kesehatan di Tripoli mengatakan 23 orang tewas dan 140 terluka dalam pertempuran itu, demikian dikutip dari AFP, Minggu (28/8/2022).
Libya, negara kaya minyak di Afrika utara itu dulu pernah menjadi negara dengan standar hidup paling tinggi di Afrika. Rakyat Libya pernah merasakan fasilitas pendidikan gratis dan kesehatan gratis.
Tapi sejak Perdana Menteri Muammar Qadafi tewas dibunuh pada Oktober 2011, Libya dilanda berbagai kekerasan dan kekacauan politik serta krisis finansial.