SuaraJatim.id - Kasus tragis menimpa seorang pesilat muda di Sidoarjo Jawa Timur ( Jatim ). Namanya Alif Risky (17) pelajar sekolah menengah atas (SMA) setempat.
Ia tewas saat mengikuti ujian kenaikan tingkat (UKT) salah satu perguruan silat di kabupaten setempat. Orangtua Alif, Dedik Hainul Akbar (43) tidak terima dengan kematian anaknya itu.
Oleh sebab itu Ia melaporkan kasusnya ke kepolisian setempat. Ia merasa ada kejanggalan dalam kasus kematian anaknya itu. Sebab saat Ia mendapat kabar itu anaknya sudah masuk ICU rumah sakit dalam keadaan koma, bukan pingsan.
"Saya bersama istri lansung ke RSUD Sidoarjo, karena Alif dirujuk ke sana. Saat itu anak pertama saya sudah berada di ruang ICU UGD, saya pun kaget kok anak saya koma di ICU, katanya pingsan," katanya dikutip dari timesindonesia.co.id jejaring media suara.com, Selasa (13/09/2022).
Baca Juga:Sepekan Ini 2 Kali Terungkap Peristiwa 'Kejam' Suami ke Istrinya di Jatim
Untuk kronologisnya sendiri versih ayah almarhum, pada hari Minggu (11/9/2022) sekitar pukul 06.00 WIB korban berpamitan untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat perguruan silat bersama rekan-rekannya.
"Keadaan Alif sehat bugar Alif saat berpamitan, makanya saya ijinkan berangkat. Sudah tiga bulan ini Alif mengikuti perguruan silat tersebut," katanya menambahkan.
"Kebetulan kemarin itu latihannya gabungan. Dari beberapa ranting perguruan silat itu di Sidoarjo," kata Dedik saat ditemui di rumahnya dikawasan Pucang Anom.
Dedik melanjutkan sekitar pukul 11.30 WIB dirinya mendapat kabar jika anaknya dibawa ke klinik karena pingsan. "Dua pelatih anak saya datang ke rumah dan mengabarkan jika si Alif pingsan, sudah dibawa ke klinik," ungkapnya.
"Saat itu kedua pelatih tanya ke saya, apakah Alif punya riwayat penyakit sesak napas atau asma. Saya pun menjawab jika Alif tak memiliki riwayat sakit asma dan sesak napas. Saya pun berbalik bertanya, kok bisa anak saya pingsan? Salah satu pelatihnya menjawab jika anak saya kelelahan," kata Dedik
Lebih jauh Dedik memaparkan jika setelah dibawah ke Klinik, Alif kemudian dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Saat itu Ia segera datang ke RSUD Sidoarjo dan mendapati anaknya telah berada di ICU dalam keadaan koma.
Dedik menambahkan jika saat di ICU anaknya sudah terpasang infus, serta dari hidung Alif juga keluar darah. Saya pun merasa ada yang janggal dengan keadaan anak saya.
"Saya melihat keadaan anak saya di ICU pasti ada apa-apanya. Karena saya lihat dia itu koma bukan pingsan seperti keterangan pelatihnya itu," katanya.
Saat Dedik kembali bertanya kepada pelatih, mereka tetap memberi jawaban jika anak saya kelelahan saat berlari. Saat Dedik kembali menanyakan apakah ada kontak fisik saat kegiatan itu. Tim pelatih korban kompak menjawab jika tak ada kontak fisik.
"Kata pelatih tidak ada kontak fisik kepada Alif. Kondisi Alif pun makin memburuk pada Minggu Sore, saya pun berfirasat jika anak saya tidak akan tertolong," katanya
"Tim medis yang menangani Alif menegaskan jika ada penyumbatan darah pada saluran pernapasan Alif, sehingga harus dipompa keluar. Karena kondisi terus menurun, sekitar pukul 18.00 WIB, Alif dinyatakan meninggal oleh Tim Medis RSUD Sidoarjo," ujarnya.
Masih kata Dedik, pada Minggu sore teman-teman Alif pun datang ke RSUD Sidoarjo untuk melihat keadaan rekannya itu.
"Saya mendapat informasi dari rekan Alif jika saat itu ada terdapat kontak fisik, usai berlari, tedapat pukulan dan tendangan ke tubuh para peserta UKT termasuk anak saya," katanya.
"Almarhum Alif kami makamkan pada Senin (12/9/2022) sekitar pukul 07.00 WIB. Atas kejadian yang menimpa anak saya, saya sudah melaporkannya ke Polresta Sidoarjo untuk mengungkap kejanggalan kematian Alif," ujarnya.
Sementara itu, Kasihumas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono saat dihubungi jurnalis terkait laporan kematian Alif saat UKT perguruan silat, menjawab singkat. "Mohon waktu ya," katanya singkat.