Ini Pentingnya Kenapa Anak-anak Harus Diajari Etika Batuk dan Bersin di Tengah Pancaroba

Musim pancaroba sudah tiba. Di musim ini penyakit batuk dan pilek rawan sekali menyerang anak-anak. Nah, di tengah kondisi seperti ini, anak-anak harus diajari etika bersin.

Muhammad Taufiq
Rabu, 28 September 2022 | 10:49 WIB
Ini Pentingnya Kenapa Anak-anak Harus Diajari Etika Batuk dan Bersin di Tengah Pancaroba
Ilustrasi bersin (getty image)

SuaraJatim.id - Musim pancaroba sudah tiba. Di musim ini penyakit batuk dan pilek rawan sekali menyerang anak-anak. Nah, di tengah kondisi seperti ini, anak-anak harus diajari etika bersin dan batuk.

Dokter spesialis anak Noor Anggrainy Retnowati bahkan mengimbau kepada orangtua agar benar-benar memperhatikan etika batuk dan bersin itu. Ia juga mengimbau ayah dan buda mengajari anak-anaknya.

Sebab menurut dia, etika batuk dan bersin ini penting diajarkan untuk mencegah penularan penyakit infeksi saluran napas akut (ISPA) yang rentan di tengah pancaroba.

Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia itu menjelaskan penyakit infeksi saluran napas karena lingkungan lembap akibat perubahan suhu membuat virus dan kuman yang ditularkan lewat percikan liur (droplet) di udara jadi mudah berkembang.

"Untuk mencegah penyakit infeksi saluran napas melalui droplet atau percikan dahak, ajarkan anak secara dini etika bersin dan batuk," kata dokter yang akrab disapa Anggra kepada ANTARA, Selasa (27/09/2022).

Ketika batuk atau bersin, sebisa mungkin tutup hidung dan mulut menggunakan tisu, kemudian buang ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, gunakan sapu tangan atau lengan baju bagian dalam dan bukan dengan telapak tangan, lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer agar kembali bersih. Saat batuk dan bersin, gunakanlah masker agar tidak menular ke orang lain.

Anggra menjelaskan perubahan iklim yang ekstrem tak cuma membuat virus atau kuman mudah berkembang, tetapi juga meningkatkan penyakit yang ditularkan lewat binatang seperti nyamuk, contohnya adalah demam berdarah dengue.

Genangan air yang muncul akibat hujan deras bisa meningkatkan risiko penyakit ini, oleh karena itu dia mengajak orang-orang untuk melakukan 3M, yakni menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Ini merupakan upaya untuk mencegah nyamuk berkembang biak.

Penyakit lainnya yang dapat terjadi di tengah perubahan iklim adalah penyakit saluran cerna seperti diare yang disebabkan kurangnya air bersih.

Untuk mengantisipasinya, orangtua diajak untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan demi imunitas anak, kemudian rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan.

Penting juga untuk mencuci tangan hingga bersih sesudah buang air kecil dan buang air besar, serta mengonsumsi makanan matang yang higienis dan menggunakan jamban sehat.

Dia mengingatkan orang tua untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, menggunakan masker yang sesuai, menjaga jarak di tempat umum, menghindari berkumpul di tempat umum serta memberikan imunisasi secara rutin untuk anak.

"Imunisasi berfungsi untuk mencegah terjadinya kondisi kritis apabila terjadi infeksi, mari kita cegah penyakit tersebut ke anak-anak kita," ujar Anggra.

Baca Juga:Mengapa Banyak Orang Sakit di Masa Peralihan Musim? ini Kata Dokter

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini