Taiwan Sebenarnya Tak Ingin Perang dengan China, Tsai Ing-wen Serukan Dialog Rasional dan Setara

Berperang dengan China, bagi Taiwan sebenarnya "sama sekali bukan pilihan". Ini disampaikan Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin (10/10/2022).

Muhammad Taufiq
Selasa, 11 Oktober 2022 | 12:35 WIB
Taiwan Sebenarnya Tak Ingin Perang dengan China, Tsai Ing-wen Serukan Dialog Rasional dan Setara
Awak darat angkatan udara Taiwan memuat rudal anti-kapal Harpoon AGM-84 buatan AS di depan jet tempur F-16V di pangkalan Angkatan Udara Hualien pada 17 Agustus 2022.(FOTO: Al Jazeera/AFP)

SuaraJatim.id - Berperang dengan China, bagi Taiwan sebenarnya "sama sekali bukan pilihan". Ini disampaikan Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin (10/10/2022).

Ia mengatakan berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Taiwan, tetapi konfrontasi bersenjata dengan China "sama sekali bukan pilihan" meskipun ketegangan meningkat di antara keduanya.

Hal itu disampaikannya dalam pidato untuk menandai peringatan 111 tahun berdirinya Republik China, sebagaimana Taiwan menyebut dirinya, Tsai mengatakan pemerintahannya bersedia bekerja dengan Beijing dan yang mereka butuhkan adalah rasa saling menghormati.

Pernyataan Tsai yang menyerukan dialog berdasarkan "rasionalitas" dan "kesetaraan" itu disampaikan saat hubungan Taiwan dan China semakin tegang sejak kunjungan tingkat tinggi Ketua DPR Amerika Serikat Nany Pelosi ke Taiwan pada Agustus.

Baca Juga:Warga China Boleh Liburan ke Luar Negeri, Asal Jangan ke Taiwan

Sebelumnya, militer China mengadakan latihan besar di dekat selat Taiwan sesudah kunjungan Pelosi. Hal itu memicu kekhawatiran sejumlah pihak terkait potensi perang. Di sisi lain, Amerika terus memprovokasi China lewat Taiwan dan India.

Menjelang pembukaan kongres Partai Komunis China, yang diadakan 5 tahun sekali, pada Minggu (16/10), Tsai mengatakan, "Saya ingin menjelaskan kepada pihak berwenang Beijing bahwa mempersenjatai konfrontasi sama sekali bukan pilihan bagi kedua belah pihak."

Pada Kongres Partai Komunis China, Xi Jinping secara umum diperkirakan akan memenangkan masa jabatan presiden selama lima tahun untuk ketiga kalinya, peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Hanya dengan menghormati komitmen rakyat Taiwan terhadap kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan, maka akan ada dasar untuk melanjutkan interaksi konstruktif di Selat Taiwan," ujar Tsai.

Dia juga mengatakan sangat disesalkan bahwa tindakan Beijing baru-baru ini telah mengancam status quo perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.

Baca Juga:Semakin Banyak Warga Taiwan Tidak Merasa Sebagai Orang China

Meskipun ada beberapa pandangan yang berbeda tentang China di tengah masyarakat Taiwan, konsensus terluas di antara warga dan partai politik di pulau itu adalah bahwa kedaulatan dan cara hidup yang bebas dan demokratis harus dipertahankan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini