SuaraJatim.id - Kemarin bentrokan terjadi antar dua perguruan silat di Lamongan Jawa Timur ( Jatim ), Selasa (11/10/2022). Bentrokan ini sempat membuat ketar-ketir warga di sekitar lokasi terkait eskalasi bentrokan.
Isu ini belakangan menuai respons dari Ketua Pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kabupaten Lamongan, Muhammad Masyhur. Ia mendesak pihak-pihak terkait, terutama kepolisian, pemkab setempat segera mengambil langkah mitigasi.
Langkah antisipasi ini harus diambil guna melerai gesekan antar perguruan silat tersebut agar tidak semakin meluas. Terpenting lagi, agar juga gesekan tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Kami pengurus Ansor dan Banser Lamongan ikut bersedih dengan kejadian bentrok antar perguruan silat kemarin, kami berharap ada mitigasi komprehensif dan langkah-langkah antisipasi yang kongkrit dari pihak-pihak berwenang," ujar Masyhur, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga:Ratusan Pesilat Ribut di Ruas Jalan Lamongan, Saling Lempar dengan Warga
Masyhur menambahkan, insiden bentrokan yang dialami oleh sejumlah perguruan silat ini sudah terjadi beberapa kali. Sehingga pihaknya menilai, hal ini akan menyebabkan situasi di wilayah Lamongan tak kondusif dan mencekam.
Menanggapi semua ini, Masyhur menyebutkan sejumlah tuntutan Ansor Lamongan atas terjadinya bentrokan ini, di antaranya meminta agar tiap perguruan silat di Lamongan harus melaporkan tempat latihan. Selain itu, kata Masyhur, atribut silat hanya boleh dipakai di tempat latihan yang memang sudah terdaftar.
"Lalu juga tidak boleh ada kegiatan di luar tempat latihan yang terdaftar, moratorium semua kegiatan perguruan di luar tempat latihan yang terdaftar, serta tindak tegas jika ada yang terbukti melanggar," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan yang melibatkan para pesilat dari dua perguruan ini terjadi pada Selasa (11/10/2022) kemarin. Hal ini bermula saat sejumlah santri Pagar Nusa hendak pulang usai mengikuti acara pengesahan anggota baru di Kantor MWC NU Kecamatan Deket.
Namun, di tengah perjalanan, tepatnya saat melintasi Pertigaan Dusun Mireng, Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, mobil yang ditumpangi rombongan mereka itu dilempari batu oleh puluhan pemuda yang berada di pinggir jalan, yang diduga berasal dari perguruan PSHT.
Baca Juga:Beda dengan Kanjuruhan, Laga Persijap vs Persela Diiringi Selawat para Suporter
Belakangan, bentrokan akhirnya pecah. Hal ini diduga lantaran adanya kabar yang beredar bahwa ada 4 pesilat dari Pagar Nusa yang dianiaya oleh sekelompok pemuda usai mengikuti kegiatan pengesahan di Kecamatan Deket tersebut.
Lantaran tak terima kawan pesilatnya dianiaya, ribuan pesilat itu pun memadati ruas jalan di Lamongan, yakni ruas Jalan Veteran dan Jalan Soemargo Lamongan. Aksi ini mereka anggap sebagai bentuk solidaritas atas kawan pesilatnya yang dianiaya dan dilempari batu oleh sekelompok pemuda.
Mereka berupaya mencari dan memburu para pelaku yang melakukan penganiayaan tersebut. Namun, hingga kini, belum diketahui secara pasti siapa yang memulai keributan, hingga terjadi aksi lempar batu di ruas jalan tersebut.
Kericuhan juga terjadi saat rombongan pesilat ini sampai di jalan poros nasional Lamongan-Babat, tepatnya di ruas jalan antara Kecamatan Turi – Kecamatan Sukodadi.
Akibatnya, satu Truk Hino nopol B 9468 BYV mengalami pecah kaca depan dan samping kiri-kanan akibat terkena lemparan massa. Bahkan, Kabag Ops Polres Lamongan Kompol Agus S yang kala itu mengamankan rombongan juga menjadi korban lantaran jidat bagian kirinya terkena lemparan batu.
Tak cukup itu, salah satu motor milik pesilat dan monil Elf juga mengalami kerusakan. Sedangkan 2 anggota perguruan silat, yakni KA (18) dan TH (20), mengalami luka dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Keduanya merupakan pemuda yang berasal dari Kecamatan Babat.
Beruntung, para petugas kepolisian buru-buru datang ke TKP dan mampu mengurai keributan. Massa dari perguruan silat itu pun bergerak pulang setelah dijamin dan dikawal oleh personil Polres Lamongan.