45 Warga di Kecamatan Tanggung Gunung Tulungagung Mengungsi Gegara Tanah Mulai Retak

Hujan yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Tulungagung menyebabkan tiba-tiba membuat tanah warga di Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 14 Oktober 2022 | 14:51 WIB
45 Warga di Kecamatan Tanggung Gunung Tulungagung Mengungsi Gegara Tanah Mulai Retak
Puluhan warga Tulungagung Mengungsi gara-gara tanah rumah mereka mulai retak-retak [Foto: ANTARA]

SuaraJatim.id - Hujan yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Tulungagung menyebabkan tiba-tiba membuat tanah warga di Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Warga di kawasan itu khawatir bakal longsor sehingga mereka kemudian mengungsi. Ada sebanyak 45 warga dari sembilan Kepala Keluarga (KK) di kawasan itu yang mengungsi dari tempat tinggalnya.

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang meninjau langsung kondisi rumah-rumah warga yang rusak berat, sedang maupun ringan akibat bencana liquifaksi (tanah gerak) mengatakan, seluruh kebutuhan logistik dasar para pengungsi akan ditanggung pemerintah daerah.

"Kami siapkan dapur umum juga untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum warga selama di pengungsian," katanya dikutip dari ANTARA, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga:Menang Kasasi, Pemkab Tulungagung Siap-siap Eksekusi Lahan Belga

Warga yang mengungsi sebenarnya ada 11 keluarga. Namun dua KK lainnya memilih mengungsi di rumah kerabatnya.

Sementara puluhan KK lain, bertahan di rumah masing-masing kendati hunian mereka juga ikut retak.

Bencana liquifaksi atau tanah gerak tersebut mulai terjadi pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Warga yang terkejut segera berhamuran keluar.

Dan setelah itu, mereka menyadari gerakan tanah mirip gempa lokal itu telah menyebabkan puluhan bangunan warga di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa ataupun luka-luka, kerusakan yang ditimbulkan cukup masif.

Baca Juga:Bagus Ramadhani, Mahasiswa Tulungagung Ditemukan Mengapung di Sungai Brantas Kediri

Sebelas rumah bahkan rusak parah dan sebagian tembok roboh.

"Curah hujan yang belum diprediksi, sebabkan banjir, tanah longsor termasuk tanah retak," kata Maryoto.

Menindaklanjuti kejadian itu, saat ini pemerintah daerah telah melakukan pendataan rumah warga yang terdampak.

Selain itu, pihaknya juga akan segera menerjunkan tim ahli untuk mengevaluasi struktur tanah serta aman/tidaknya daerah di sini untuk hunian.

Hasil evaluasi tim ahli ini sangat diperlukan pemerintah daerah sebelum mengambil keputusan, apakah kedua pemukiman di masih bisa dijadikan sebagai lokasi hunian atau tidak. Jika masih bisa mereka akan membantu proses renovasi rumah warga.

Jika diperlukan akan dilakukan relokasi pada warga yang terdampak. "Kalau memang rawan longsor, ya kita berpikir relokasi," katanya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini