"Konsekuensinya memang tidak mudah. Markas besar Partai Demokrasi Indonesia yang dipimpinnya diserang secara brutal pada 27 Juli 1996 yang mengakibatkan banyak korban jiwa," kata Hasto.
Namun, ia menambahkan di situlah Megawati menekankan Satyam Eva Jayate, yang berarti pada akhirnya bagaimana pun kebenaran akan menang.
"Akhirnya, melalui perjuangan panjang, Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia Kelima, dan kepemimpinannya mampu melahirkan banyak pemimpin, termasuk Presiden Joko Widodo. Ini merupakan bukti pentingnya memperjuangkan kebenaran melalui jalur politik," kata dia.
Dalam ziarah ikut hadir peserta "Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective", yang merupakan akademisi dari berbagai negara. Para peserta tersebut mengikuti acara ziarah dan doa ke Makam Bung Karno, di Kota Blitar. Kegiatan itu bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November.
Acara Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective digagas Prof. Darwis Khudori. Pembukaan kegiatan dilakukan di Jakarta pada Senin (7/11) dan peserta melanjutkan agenda di Bandung. Setelah ziarah di Makam Bung Karno, delegasi kemudian melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Para peneliti yang diajak dalam program ini, antara lain ialah Annamaria Artner (Hungaria), Connie Rahakundini Bakrie (Indonesia), Isaac Bazie (Burkina Faso/Canada), Beatriz Bissio (Brasil/Uruguay), Marzia Casolari (Italia), Gracjan Cimek (Poland), Bruno Drweski (Prancis/Polandia), Hilman Farid (Indonesia), Darwis Khudori (Indonesia/Prancis), Seema Mehra Parihar (India), Jean-Jacques Ngor Sene (Senegal/USA), Istvan Tarrosy (Hungaria), Rityusha Mani Tiwary (India), dan Nisar Ul Haq (India). [ANTARA]