Sementara itu, soal ribut-ribu Arema FC mundur, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap klub Singo Edan tetap berlaga di Liga 1 Indonesia 2022-2023 di tengah pertimbangan manajemen tim berjuluk “Singo Edan” membubarkan tim pascakerusuhan.
"Semua klub yang ada, yang eksis saat ini, silakan bermain," ujar Menpora di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (31/01/2023).
Zainudin Amali menilai, tidak elok jika tindakan tidak bertanggung jawab oleh beberapa pihak harus mengorbankan klub. Kalau memang ada yang mencemarkan nama klub dengan sikap negatifnya, Menpora meminta agar mereka yang dikenakan sanksi.
"Yang ‘mengganggu’ itu yang mesti dikejar. Jangan mengorbankan klub. Pengganggu itu yang harus dicari oleh polisi," tutur Zainudin Amali.
Baca Juga:Dualisme Arema, Terjadi Juga di Suporter Aremania?
Dalam kesempatan itu, Menpora menyatakan dukungannya terhadap pihak kepolisian yang menangkap sekitar 107 orang seusai bentrokan di Kantor Arema FC, Minggu (29/1).
Menurut Zainudin Amali, setiap orang tidak diperbolehkan melakukan kekerasan meski dalam kondisi marah.
"Kita mendukung langkah kepolisian untuk menegakkan aturan. Siapa pun yang berniat membuat kerusuhan harus ditangani dengan aturan hukum yang ada," kata Menpora.
Pertimbangan untuk membubarkan tim disampaikan oleh Komisaris PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) Tatang Dwi Arfianto setelah aksi unjuk rasa di Kantor Arema FC.
Tatang menyebut, Arema FC siap mengambil keputusan penting soal masa depan klub jika keberadaan mereka dianggap mengganggu kondusivitas di Malang.
Baca Juga:Ini Peran 7 Arek Malang Bersikap Tersangka Demo Merusak Kantor Arema FC
"Manajemen Arema FC akan pertimbangkan menempuh keputusan bubar jika memang dianggap tidak kondusif," ujar dia.
"Ini murni kasus pidana terhadap perusakan Kantor Arema FC tidak ada keterkaitan dengan insiden Kanjuruhan," ujarnya.