SuaraJatim.id - Banjir lahar dingin Gunung Semeru pada 7 Juli 2023 kemarin memutus sejumlah jalur yang menghubungkan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur. Alhasil, masyarakat pun harus memutar ke jalan yang lebih jauh atau menggunakan jalur alternatif yang dibuat secara swadaya oleh warga.
Hal itu pula yang dilakukan oleh pasangan pengantin di Lumajang. Mereka terpaksa melewati jalur alternatif dengan berjalan kaki, karena jalur penghubung rumah mereka terputus akibat banjir lahar dingin Semeru.
Momen tersebut sempat terekam video dan dibagikan oleh akun instagram @lumajangsatu.
Dalam video berdurasi 28 detik itu terlihat sepasang pengantin yang masih mengenakan baju pengantin adat Jawa berwarna hitam. Keduanya berjalan kaki secara hati-hati melewati jembatan kecil yang dibangun di atas bekas aliran lahar dingin Semeru.
Baca Juga:COD Ayam Geprek Anggi Viral, Fahmi Ceritakan Detik-detik Istri Pilih Kabur Bersama Mantan Pacar
Terlihat pengantin pria menggandeng pengantin wanita sambil berjalan perlahan. Tampak pula si pengantin wanita mengenakan sandal jepit, bukannya high heels seperti pengantin pada umumnya.
Meskipun harus melewati momen tak biasa tersebut, kedua mempelai masih menunjukkan raut bahagianya.
Di belakang kedua mempelai terlihat sejumlah pengiring pengantin yang membawa seserahan.
Sebelum menyeberang, mereka pun harus melewati jalur yang cukup curam dan terjal.
Seperti diketahui, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro.
Selain itu juga menyebabkan setidaknya lima jembatan terputus, yaitu Jembatan Gantung Kaliregoyo, Jembatan Kalibiru, Jembatan Limpas, Jembatan Kloposawit, dan Jembatan Glidik II.
Unggahan video itu pun mengundang beragam komentar dari warganet.
"Langgeng sampai maut memisahkan ya buat pengantin," ujar suses***
"Sejarah yang kelak diceritakan kepada anak cucu," kata khalif***
"Biar diingat kenangannya dan jangan mudah bercerai," komen ani***
"Sakinah mawaddah warahmah. Bisa jadi cerita untuk anak cucu nanti," kata hildha***
"Menyeberang tapal batas," komen wong***
Kontributor : Fisca Tanjung