SuaraJatim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi memprediksi cuaca panas masih akan melanda di bulan Oktober. Kondisi ini memicu paparan sinar ultraviolet (UV).
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo memaparkan Indonesia mengalami fenomena Ekuinoks matahari pada 23 September lalu. Ekuinoks merupakan momen ketika Matahari melintas tepat di atas garis khatulistiwa Bumi.
Sementara itu, masuk di bulan Oktober, matahari bergerak ke wilayah selatan dan berposisi tepat di atas Pulau Jawa. Oleh sebab itu, suhu udara khusunya di Pulau Jawa dipastikan meningkat.
Ibnu menyebut suhu udara panas kerap dikaitkan dengan adanya sinar UV yang dihasilkan dari matahari. BMKG menerangkan sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm. Sinar ini berpotensi merusak kulit manusia.
Baca Juga:Kabut Asap Makin Pekat, Warga Riau Diminta Gunakan Masker
Adapun jam-jam kemunculan sinar UV paling tinggi terjadi di Banyuwangi antara pukul 12.00 hingga 14.00 WIB.
"Secara tahunan di Banyuwangi suhu maksimal yang tercatat mencapai 33 derajat Celcius. Sedangkan saat ini sudah 32 derajat Celcius, itu masuk kategori cukup panas," papar Ibnu dikutip dari Timesindonesia.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (3/7/2023).
Warga pun diminta waspada untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan saat jam berbahaya sinar UV/Warga diimbau menggunakan busana yang nyaman namun tertutup dengan menghindari warna gelap saat keluar pada jam tersebut.
Bila perlu, menggunakan pelembab atau tabir surya, dan tetap menjaga stamina dan kesehatan tubuh dengan banyak konsumsi air mineral saat cuaca panas.
"Karena dampak seringnya terkena sinar UV siang hari tidak baik bagi kulit dan yang perlu diwaspadai juga kekeringan dan kebakaran yang masih mengintai," pungkasnya.
Baca Juga:Pernah Dijadikan Markas, Lubang Buaya Banyuwangi Saksi Bisu Kekejaman PKI