SuaraJatim.id - Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) banyak survei bermunculan. Sayangnya, beberapa hasil survei tersebut justru digunakan sebagai sarana kampanye.
Dosen Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo mengingatkan masyarakat untuk waspada.
Dia mencium survei justru digunakan sebagai sarana untuk berkampanye dan meraih simpatik. Tidak jarang hasil yang dipublikasikan justru jauh dari realitas pendapat publik.
"Misalnya, ada kandidat dari Jakarta. Selama ini mereka sangat jarang hadir di Jatim, tapi hasil survei elektabilitas tinggi. Ini rasanya tidak masuk akal," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).
Suko Widodo khawatir, hasil survei tersebut mengaburkan opini original pendapat asli masyarakat. "Cara itu bisa menyesatkan publik," katanya.
Peneliti senior pada Pusat Studi Transformasi Sosial dan Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Unair itu berharap publik lebih selektif dalam menerima informasi mengenai hasil survei.
Baca Juga:Potret Perjalanan Ganjar-Mahfud MD untuk Daftar Pilpres 2024
Menurutnya, banyak suara yang tersembunyi belum diekspresikan masyarakat. "Kekuatan tersembunyi itulah yang akan sangat menentukan arah politik," tuturnya.
Pandangan yang sama juga disampaikan Bramantyo dari Kolokium.id. Bram tidak memungkiri bahwa banyak hasil survei yang tidak masuk akal.
"Perang hasil survei juga terjadi dalam dunia digital. Banyak hasil meragukan disebar melalui media digital," kata dia.