SuaraJatim.id - Opera Majapahit 'Gayatri Sang Sri Rajapatni' dalam rangka peringatan Hari Jadi Majapahit ke-730 berhasil membius para penonton di Museum Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Sabtu (4/11/2023).
Para pemain menunjukkan seni teaterikal yang memukau. Sang Sutradara, Mia Johanbes atau Mhyajo berhasil mengkolaborasikan menjadi pertunjukan yang mewah.
Penonton diajak melompat kembali ke era Nusantara masa lampau di abad 14 Masehi. Iringan alunan musik orkrestra dari Indonesian National Orchestra (INO) komposer Franki Raden, kian menambah kesan eksotis pertujukan tersebut.
Opera Majapahit Gayatri ini menggambarkan perjalanan hidup seorang putri cantik jelita dari Kerajaan Singasari yang memiliki tekat kuat mendirikan kerajaan besar, usai terjadinya pemberontakan oleh Jayakatwang pada 1292 Masehi.
Baca Juga:4 Rekomendasi Tempat Wisata di Pacet Mojokerto, Ada Waterpark yang Seru!
Dalam peristiwa itu, Prabu Kertanegara ayahanda Gayatri tewas dengan cara keji akibat pemberontakan.
"Lini masanya (Opera Gayatri), sejak Singasari berdiri sampai akhir Gayatri muksa. Di dalam lini masa tersebut terdapat kejadian-kejadian penting. Kenapa namanya Gayatri (Opera), kalau Gayatri tidak memikat Raden Wijaya dan dia tidak menjanjikan kerajaan baru setelah Singasari habis oleh Kerajaan Kadiri, oleh Jayakatwang. Maka tidak akan ada Kerajaan Majapahit," kata Mhyajo.
Mhyajo menjelaskan, naskah opera ini sudah ditulis sejak tahun 2018 lalu. Berisikan momentum sebuah komitmen antara seorang putri dengan Raden Wijaya, yang kemudian menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Abhiseka Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertajasa Jayawardana.
Gayatri memiliki peranan penting bagi berdirinya Kerajaan Majapahit, sebuah imperium terbesar yang pernah menyatukan Nusantara itu.
"Saya pikir bahwa kelahiran Majapahit itu tumbuh dari seorang gadis yang ditinggal mangkat (mati) secara keji. Kesedihan itu (kemudian) dia (Gayatri) mendapatkan jawabannya dari Raden Wijaya. Menurut saya, Gayatri adalah akarnya dari Kerajaan Majapahit," ungkap Mhyajo.
Baca Juga:Kunjungi Coban Canggu, Air Terjun dengan Tebing Bebatuan Indah di Mojokerto
Dalam pementasan kali ini, Mhyajo menggandeng para seniman dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Bali, Bandung, dan Jakarta.
Format Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni berbeda dari tahun lalu. Sebelumnya opera ini pernah dipentaskan pertama kali di Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada Oktober 2022
"Malam ini, kami tayangkan film yang kami rekam dalam pementasan tahun lalu. Untuk musik dimainkan live oleh teman-teman dari INO komposer Franki Raden. Beberapa pelakon utama kami hadirkan untuk memperkuat cerita adegan di layar LED dan narator berbahasa Indonesia dan Jawa Kuno," kata Mhyajo.
Disampaikan, Opera Majapahit ini tidak akan selesai pada episode Gayatri Sang Sri Rajapatni. Mhyajo mengungkapkan, saat ini dirinya tengah memproduksi lanjutan kisah Opera Majapahit ini dengan tajuk dan judul yang berbeda. Rencananya, episode kedua Opera Majapahit akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada bulan Desember 2023 mendatang.
"Opera Majapahit itu tidak usai sampai pada Gayatri saja, tetapi episode 2 akan kami tampilkan di Gedung Kesenian Jakarta pada Desember nanti. Itu (cerita) mengenai Tribuwana Tunggadewi," tukas Mhyajo.
Sementara itu, Komposer Franki Raden menuturkan, orkestra yang mengiringi pertunjukan Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni berjumlah 14 personel. Mereka menggunakan alat musik tradisional yang sangat beragam.
"Ini merupakan sebuah orkestra yang menggabungkan semua alat-alat musik tradisi dari seluruh Indonesia. Kalau dihubungkan dengan Operasi Gayatri, Ini semacam the next project Majapahit," ucap Franki Raden.
Franki mengaku sengaja mengambil banyak alat musik tradisional yang dimainkan dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengisi acara. Tujuannya tak lain, komposer kawakan ini ingin memunculkan komposisi musik Nusantara dalam Opera Majapahit sehingga esinsi alur cerita bisa dirasakan betul oleh penonton.
"Musiknya kita ciptakan baru dengan nafas yang baru. Musik ini memang untuk keperluan sebuah opera," tutup Franki.
Gaung Sakala Bhumi Majapahit ini merupakan rangkaian peringatan hari jadi Majapahit ke-730.
"Opera Gayatri ini untuk menggali nilai-nilai dari sosok inspiratif dari masa lalu. Ini salah satu bentuk mengaktualkan tokoh-tokoh masa lalu yang sebetulnya sangat menginspirasi kita semua, sebagai upaya mewujudkan ketahanan budaya," kata Sekretaris Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Fitra Arda.
Berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit kata Fitra dapat memberikan manfaat yang lua biasa jika didukung dengan berbagai kegiatan. Salah satunya gelaran Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni. Menurut Fitra, Opera Majapahit merupakan bentuk perpaduan nilai sejarah, seni, budaya dan teknologi.
"Sebetulnya ini (Opera Majapahit) sagat menginspirasi karena disajikan dengan cara kekinian. Ini langkah yang bisa kita warisan kepada generasi berikutnya," kata Fitra.
Kontributor : Zen Arivin