SuaraJatim.id - Debat capres perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah selesai. Masing-masing capres memiliki gaya politik yang berbeda-beda.
Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko membedah gaya yang digunakan setiap capres. "Saya lebih menyoroti soal gaya komunikasi politik masing-masing calon pada situasi saat perdebatan itu ditampilkan," ujarnya, Rabu (13/12/2024).
Dia menjelaskan, gaya komunikasi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih terkontrol dibanding Prabowo Subianto.
Kedua capres, Anies dan Ganjar lebih padat dalam memilih kata. Meski, kata dia, ada perbedaan secara subtansi.
Anies pilihan bahasanya cenderung punya muatan akademis intelektual yang lebih tinggi. Menunjukkan keturukan dengan pemikiran yang relatif konkret.
Sedangkan Ganjar lebih terkesan dekat dengan rakyat dan terkesan mengayomi. Hanya saja, belum bisa menyampaikan konsep konkret saat menjawab berbagai pertanyaan.
"Calon nomor urut 3, bahasanya itu bahasa kerakyatan, sangat dekat, terkesan mengayomi. Sementara nomor 1, cenderung memiliki muatan akademis intelektual yang lebih tinggi, pilihan diksi memiliki keterukuran," katanya.
Sementara itu, Prabowo Subianto terkesan lebih tegas, namun tidak terkontrol. Gaya politik tersebut justru memunculkan kesan emosional.
"Calon nomor 1 dan 3, berbeda dengan nomor 2. Nomor dua mempunyai gaya komunikasi yang tegas, seolah-olah memiliki kekuatan. Meskipun demikian, relatif tidak terkontrol sehingga ada kesan emosional," katanya.
Baca Juga:Bikin Melongo! Ganjar Pranowo Tampil Beda di Debat Perdana, PDIP Surabaya: Ini Baru Keren!
Dalam debat perdana tersebut, KPU menetapkan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Debat diikuti tiga pasangan capres-cawapres yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. [Antara]