Risma berterima kasih atas gelar tersebut. Dia mengaku terkejut mendapatkan gelar tersebut, terlebih lagi Risma tau silsilah keluarga dari Almarhum orang tuanya, saat menceritakan perihal leluhurnya.
"Saya bersyukur mendapatkan kepercayaan dapat gelar ini, namun sebetulnya yang utama adalah saya bisa bersilaturahmi menyambung balung pisah (silaturahmi yang sempat terputus) ini, karena orang tua saya, terutama almarhum bapak saya selalu cerita bagaimana kebanggaannya terhadap tanah-tanah perdikan, itu bisa ditempati oleh leluhur kami," terangnya.
Mensos Risma mengaku bangga berasal dari Desa Majan yang dulu berstatus perdikan atau diistimewakan.
"Karena itu saya saat ini dipercaya mendapatkan gelar. Ini saya bersyukur sekali sehingga saya selain menerima gelar adat, saya juga menyambung tali silaturahmi," imbuh mantan Wali Kota Surabaya ini.
Baca Juga:Eri-Armuji bak Mendadak Rujuk di Pilwali Surabaya, Seperti 'dikawin Paksakan'
Meski begitu, dalam hati Risma sempat bertanya-tanya, di mana suatu kawasan yang secara teori adalah satu bagian di negara atau daerah yang dijajah oleh VOC, namun di Majan ini tak tersentuh sama sekali oleh para penjajah.
"Terus terang saat ini saya masih belajar, bagaimana mungkin di suatu kawasan bisa tidak sempat dijajah oleh Belanda, padahal secara utuh, sesuai dengan Geografis dijajah, tetapi ada titik-titik yang lepas dari penjajahan, itu terus terang yang kita harus pelajari bersama, kenapa harus seperti itu," ungkapnya.
Risma juga berpesan pada anak muda, agar tetap mengingat sejarah, khususnya di daerah Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, bahwa kekuatan Bangsa Indonesia sebenarnya tak terkalahkan.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Baca Juga:Remaja di Tulungagung Cekoki Miras Anak TK Bikin Geram Warga, Polisi Periksa 7 Orang