SuaraJatim.id - Krisis air bersih melanda tiga desa di Kabupaten Mojokerto, dua di antaranya berada di lereng Gunung Penanggungan.
Ketiga desa tersebut berada di dua kecamatan, yakni Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah di Kecamatan Ngoro serta Desa Duyung di Kecamatan Trawas.
Dua desa, yakni Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah di kaki Gunung Penanggungan memang tidak memiliki sumber air. Biasanya warga menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, warga Dusun Kunjoro mengandalkan sumber air yang dialirkan dari Dusun Bantal di Desa Kunjorowesi. Namun, kondisi di musim kemarau seperti sekarang sudah semakin menepis debit airnya.
Baca Juga:Krisis Air Bersih Mengancam 2 Desa di Jember, Puluhan Kepala Keluarga Terdampak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto telah mengirimkan pasokan air ke kedua desa tersebut sejak 1 Juli. Ketiga desa sudah mengalami krisis air sejak Mei 2024.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati mengatakan, pengiriman air bersih dilakukan setiap hari dengan kapasitas tangki 4.000 liter untuk ketiga desa.
“Kami menyuplai empat truk tangki air untuk Desa Kunjorowesi, tiga tangki untuk Desa Manduro, dan tiga tangki untuk Desa Duyung. Masing-masing dengan kapasitas tangki 4.000 liter,” ujarnya dikutip dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Rabu (6/8/2024).
Perlu diketahui, krisi air bersih melanda 8.320 jiwa di Kecamatan Ngoro dan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga:Kronologi PNS Mojokerto Selingkuh Digerebek Suami, Berawal dari Hubungan Kerja di Kantor