SuaraJatim.id - Pamekasan dikepung banjir usai diterjang cuaca buruk dalam dua hari terakhir. Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah menyebabkan debit air sungai meluap dan menggenangi dua kecamatan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mencatat, ada lima kelurahan dan tiga desa di dua kecamatan, yakni Pamekasan dan Pademawu yang terdampak banjir.
Akibatnya ada sebanyak 1.475 kepala keluarga di dua kecamatan tersebut terkena banjir.
"Hingga malam ini, kami terus melakukan pemantauan dan menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada korban banjir," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Pamekasan Akhmad Dhofir Rosidi dilansir dari Antara, Senin malam, 12 Mei 2025.
Baca Juga:Banjir Pamekasan, 2 Kecamatan Basah Kuyup
Dia merinci dari seribuan kepala keluarga yang terdampak banjir, sebanyak 239 KK di Kelurahan Patemon, 340 KK di Kelurahan Jungcangcang, 57 KK di Kelurahan Barurambat Kota, 147 KK Kelurahan Patemon, dan dia Desa Laden ada 215 KK.
Selain itu, banjir juga menggenangi Kelurahan Kangenan dengan jumlah warga terdampak sebanyak 160 KK, Desa Sumedangan sebanyak 254 KK dan di Desa Lemper sebanyak 63 KK.
Dhofir menjelaskan, banjir mulai menggenangi perkampungan warga di Pamekasan sejak Senin pagi dan terus naik debitnya menjelang sore hari.
Banjir merendam wilayah Kelurahan Patemon, Jungcangcang, Barurambat Kota, Kelurahan Parteker, Desa Laden, Kelurahan Kangenan, Kelurahan Barurambat Timur, Desa Sumedangan dan Desa Lemper sampai Senin malam.
Tidak hanya rumah warga, banjir juga menggenangi sejumlah fasilitas publik, seperti lembaga pendidikan dan tempat ibadah.
Baca Juga:Peringatan BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jatim Sepekan ke Depan
"Evakuasi kepada para korban terdampak banjir hingga malam ini terus kami lakukan, termasuk distribusi bantuan tanggap darurat dengan melibatkan personel dari kalangan TNI-Polri," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir/kilat, angin kencang, dan puting beliung di wilayah Jawa Timur pada periode 10 – 17 Mei 2025.
BMKG Juanda juga memperingatkan mengenai potensi bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang).
Beberapa wilayah yang berpotensi diterjang cuaca ekstrem, di antaranya, Banyuwangi, Nganjuk, Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kabuapaten Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Malang, Bondowoso, Jember, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo, Lumajang.
"Saat ini wilayah Jawa Timur sebagian besar sudah memasuki musim kemarau, tetapi ada beberapa wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem," ujar Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan dalam siaran pers tertulis diterima SuaraJatim.
Dia menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukan adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur dan terdapat gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Low dan gelombang Kelvin yang diprakirakan akan melintas wilayah Jawa Timur sepekan ke depan. Situasi itu memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang intens.
Selain itu, kondisi atmosfer yang masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas di wilayah Jawa Timur mendukung untuk pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup signifikan.
BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan dampak bencana, khususnya pada wilayah yang rentan terhadap banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.
"Kami menghimbau agar tidak memaksakan untuk melanjutkan perjalanan saat cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 - 3 jam ke depan yang selalu kami bagikan melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda," katanya.