2. Tahap Operasi dan Perawatan di Rumah Sakit
Ini adalah komponen biaya terbesar, yang mencakup:
Biaya Kamar Operasi: Melibatkan tim medis yang besar, terdiri dari dokter spesialis nefrologi, ahli bedah vaskular, ahli urologi, dan tim anestesi.
Biaya Operasi Pendonor: Proses pengambilan ginjal dari pendonor juga merupakan operasi besar yang membutuhkan biaya tersendiri.
Baca Juga:Fakta Mengejutkan di Balik 308 Kasus Gagal Ginjal di Surabaya: Seorang Remaja Harus Cuci Darah
Biaya Rawat Inap: Setelah operasi, baik resipien maupun pendonor memerlukan perawatan intensif di ICU, diikuti oleh perawatan di kamar rawat inap biasa selama beberapa minggu.
Obat-obatan dan Alat Medis: Selama di rumah sakit, pasien akan membutuhkan berbagai obat, termasuk obat imunosupresan dosis tinggi untuk mencegah penolakan organ.
3. Tahap Pasca-Transplantasi (Perawatan Seumur Hidup)
Perjuangan tidak berhenti setelah keluar dari rumah sakit. Ini adalah komitmen seumur hidup yang juga membutuhkan biaya berkelanjutan:
Obat Imunosupresan: Pasien harus mengonsumsi obat ini setiap hari seumur hidupnya. Harga obat ini tidak murah dan sangat vital untuk menjaga agar ginjal baru tidak ditolak oleh tubuh.
Baca Juga:Respons PAN Jatim Mengenai Viral Caleg di Bondowoso Rela Jual Ginjal untuk Kampanye
Kontrol Rutin: Pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis, tes laboratorium, dan pemantauan fungsi ginjal harus dilakukan secara berkala.
Proses Transplantasi Ginjal di Indonesia: Sebuah Perjalanan Panjang
Bagi pasien yang memutuskan untuk menjalani transplantasi ginjal, prosesnya memerlukan kesabaran dan ketahanan. Berikut adalah alur umumnya:
Rujukan dan Evaluasi: Pasien gagal ginjal akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas transplantasi.
Tim dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan apakah pasien adalah kandidat yang layak.
Pencarian Donor: Di Indonesia, mayoritas donor berasal dari keluarga yang masih hidup (living donor).