SuaraJatim.id - Dalam hidup, setiap orang pasti pernah berada di persimpangan jalan, memilih pekerjaan baru atau bertahan, melanjutkan hubungan atau mengakhirinya, pindah kota atau tetap tinggal.
Ketika akal dan hati tak lagi bisa memberikan jawaban pasti, Islam telah menyiapkan satu amalan istimewa, yaitu salat Istikharah.
Salat Istikharah bukan sekadar ibadah sunah biasa. Ini adalah bentuk komunikasi mendalam antara seorang hamba dan Tuhannya, dalam mencari petunjuk terbaik atas pilihan hidup yang membingungkan.
Bukan ramalan, bukan tebakan, melainkan cara syar’i memohon Allah menuntun hati pada keputusan terbaik.
Apa Itu Salat Istikharah?
Salat Istikharah adalah ibadah dua rakaat yang dikerjakan oleh seorang Muslim ketika dihadapkan pada keraguan atau dilema dalam mengambil keputusan.
Dalam bahasa Arab, istikharah berarti "memohon yang terbaik". Lewat salat ini, kita memohon agar Allah memberikan pilihan yang paling membawa keberkahan dalam hidup kita, baik di dunia maupun akhirat.
Waktu Terbaik Melaksanakan Salat Istikharah
Salat Istikharah dapat dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang diharamkan untuk salat sunah, yaitu:
- Setelah salat Subuh hingga matahari terbit
- Setelah salat Ashar hingga matahari terbenam
Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah di sepertiga malam terakhir, setelah salat Isya dan sebelum Subuh. Pada waktu inilah suasana hati lebih tenang, pikiran jernih, dan suasana batin lebih khusyuk.
Niat dan Tata Cara Salat Istikharah
Salat ini dikerjakan dua rakaat, dengan niat yang dibaca sebelum takbiratul ihram:
Lafal Niat (Arab-Latin): Usholli sunnatal istikharati rak’ataini lillaahi ta’aala.
Artinya: "Aku niat salat Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala".
Tata cara salat Istikharah
- Niat
- Takbiratul Ihram
- Rakaat pertama: Al-Fatihah + dianjurkan Surah Al-Kafirun
- Rakaat kedua: Al-Fatihah + dianjurkan Surah Al-Ikhlas
- Salam
- Membaca doa Istikharah setelah salat
Doa Salat Istikharah
Setelah selesai salat, bacalah doa istikharah yang berbunyi:
للَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ (sebutkan keperluan) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi masalahku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon sesuatu kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa; Engkau mengetahui, sedang aku tidak; dan Engkau adalah Maha mengetahui hal yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau terhadap mengetahui bahwa ini (sebut di sini berikutnya Anda) lebih baik dalam agamaku dan akibatnya (di dunia atau akhirat), sukseskanlah untukku, mudahkan mengalirkan, lalu berilah berkah. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa permasalahan ini lebih berbahaya bagi agama, perekonomian, dan akibatnya kepada diriku sendiri maka singkirkan permasalahan tersebut, dan jauhkan aku darinya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu untuk bersumpah.”
Apa yang Terjadi Setelah Salat Istikharah?
- Petunjuk dari Allah bisa hadir dalam berbagai bentuk:
- Keteguhan hati terhadap satu pilihan
- Rasa nyaman atau justru gelisah saat memikirkan salah satu opsi
- Kemudahan atau hambatan dalam langkah ke arah pilihan itu
- Bahkan, mimpi yang menguatkan (meski bukan indikator utama)
Yang paling penting adalah percaya dan berserah diri kepada keputusan yang ditunjukkan Allah. Jangan memaksa hasil. Tugas kita adalah berdoa dan bertawakal.