"Ini adalah proses yang kita lakukan dengan sinergi sangat banyak elemen, insyaallah ekosistemnya sudah terbangun bahwa kampus-kampus terlibat secara aktif, kemudian elemen-elemen pecinta dan penggiat mangrove juga sudah menyatu, perangkat daerah lalu pemerintah daerah kabupaten kota juga instansi-instansi vertikal," sebutnya.
Sementara itu Deputi Tata Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro menyampaikan adanya PP no 27 tahun 2025 mengamanahkan penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di level nasional, provinsi, DNA kabupaten kota. Jawa Timur terutama Gubernur Khofifah dinilai memiliki kemampuan untuk menjadi pelopor penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di level provinsi.
"Ilmu yang ibu miliki bisa ditularkan ke provinsi-provinsi lain secepatnya ilmu tentang bagaimana bisa menggerakkan kelompok masyarakat, akademisi, mekanisme pembiayaan yang inovatif, dan lain sebagainya bisa dimasukkan dalam RPPM dan kemudian direplikasi di seluruh Indonesia," kata Sigit Reliantoro.
Di kesempatan ini dilakukan penyerahan penghargaan kepada sejumlah insan peduli perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove serta keanekaragaman hayati hutan pantai oleh Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga:Gubernur Khofifah: Ribuan Ojol dan Masyarakat Rentan Ekonomi Dapat Manfaat Pemutihan Pajak Kendaraan
Selain menanam mangrove, Gubernur Khofifah juga melakukan pelepasliaran benih kepiting sebanyak 300 ekor. Juga melepasliarkan 2 pasang Burung Ibis Putih Kepala Hitam dan 2 pasang Burung Pecuk Padi Hitam 2 pasang.
"Kita melepasliarkan burung tertentu sesuai dengan rekomendasi BKSDA, kemudian kita melepasliarkan bibit kepiting, kadang juga jenis ikan tertentu, itu tapi bukan karena kita, tapi karena rekomendasi BKSDA setempat," katanya.
Tak hanya itu, Gubernur Jatim juga melakukan peninjauan 14 stand pameran hilirisasi pengelolaan ekosistem mangrove, dan aktivitas pembinaan masyarakat. ***