Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Sabtu, 11 Mei 2019 | 07:02 WIB
Istri Soeprayitno korban pembunuhan di Tanah Merah, Surabaya. (Suara.com/Dimas Angga P)

SuaraJatim.id - Kematian Soeprayitno dengan tubuh penuh luka di kawasan Tanah Merah, Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (10/5/2019) malam mengundang banyak kecurigaan. Terlebih bagi sang istri dari pria 60 tahun itu yang belakangan diketahui sebagai jurnalis dari Suara Gegana Indonesia.

Ditemui Suara.com di Polsek Kenjeran, Surabaya, istri Soeprayitno, Djumaliha mengatakan, terakhir kali ia bertemu sang suami yakni saat pamit keluar rumah untuk berbagi takjil.

"Bapak (Soeprayitno) saat itu pergi, sambil bawa takjil mau bagi-bagi katanya. Tapi kok lama enggak pulang-pulang," kata Djumaliha, Jumat malam.

Djumaliha pertama kali mendengar kabar kematian suaminya dari tetangganya yang mengabarkan bahwa Soprayitno meninggal dibacok orang.

Baca Juga: Jurnalis Tewas Dibacok di Surabaya: Pamit Bagi Takjil, Pulang Tinggal Nama

"Saya sempat enggak percaya awalnya," kata Djumaliha.

Masalah Duit Caleg

Meski belum diketahui secara pasti akan motif atau penyebab tewasnya Soeprayitno. Djumaliha mengungkapkan bawah suaminya sempat bermasalah saat pelaksanaan Pemilu 2019.

Saat itu, kata dia, Soeprayitno sempat bermasalah dengan salah satu calon legislatif atau caleg.

"Waktu ramai-ramai pemilu, bapak sempat punya masalah soal caleg, ngumpulin KTP dengan orang-orang terus diberi Rp 50 ribu per KTP. Karena belum dikasih sama caleg-nya, jadi saya yang lunasi ke orang-orang. Sampai Rp 2 juta, tapi sudah selesai," ungkap Djumaliha.

Baca Juga: Tewas Penuh Luka Bacokan, Soeprayitno Ternyata Jurnalis

Namun Djumaliha tak mengetahui secara pasti siapa nama dan sosok caleg yang bermasalah dengan Soeprayitno.

Load More