Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 13 Mei 2019 | 22:45 WIB
Doa bersama lintas agama memperingati satu tahun bom Surabaya yang digelar di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Bratajaya, Surabaya, Senin (13/5/2019). [Suara.com/Achmad Ali]

SuaraJatim.id - Satu tahun tragedi bom yang mengguncang Kota Surabaya pada 13 Mei 2018, diperingati dengan doa bersama lintas agama. Doa bersama lintas agama tersebut digelar di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Bratajaya, Surabaya, Senin (13/5/2018) malam.

Pastor Gereja Santa Maria Tak Bercela Romo Eka Winarno menjelaskan doa bersama tersebut diharpakan bisa semakin menguatkan para jemaat, yang sempat trauma parcaledakan bom.

"Yang jelas mereka mulai bangkit dengan kekuatan doa. Untuk sembuh atau pulih tidak bisa diukur, tapi mereka memaafkan, karena pelaku juga salah tafsir dalam memahami agama," ujar Pastor Eka.

Tidak hanya doa dan puji-pujian dari jemaat gereja, penampilan hadrah yang menyuarakan perdamaian juga dikumandangkan pada kesempatan tersebut.

Baca Juga: Dibom Teroris, Jemaat Gereja Santa Maria: Kami Tidak Takut!

Doa bersama lintas agama di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Kota Surabaya, Jawa Timur. [Suara.com/Achmad Ali]

Eka mengaku, kegiatan doa bersama dalam rangka memperingati satu tahun tragedi bom Surabaya tersebut, tidak hanya digelar di Kota Pahlawan. Tapi juga digelar di luar negeri, sepeeti di Selandia Baru dan Sri Lanka.

"Refleksi hari ini, kami berdoa untuk korban, tidak hanya di Surabaya tapi juga Selandia Baru dan Sri Lanka," kata Eka.

Eka berharap, kegiatan tersebut mampu menyadarkan masyarakat Indonesia untuk selalu memahami betapa pentingnya persaudaraan.

"Sehingga, persaudaraan antar umat beragama bisa lebih ditingkatkan. Harapannya, tidak lagi terjadi teror-teror yang menyerang kelompok agama mana pun," harapnya.

Kontributor : Achmad Ali

Baca Juga: Bom Pertama Meledak di Gereja Santa Maria, Ada Pekik Allahu Akbar

Load More