SuaraJatim.id - Kondisi SMP Gatra Surabaya di Jalan Johor Perak, Kecamatan Pabean Cantikan terlihat sepi. Tak terdengar canda tawa murid di pelataran sekolah yang terletak di pinggiran Kota Surabaya itu.
Hanya ada tiga ruang kelas di SMP swasta tak bertingkat itu. Dua kelas kosong melompong. Sedangkan, satu kelas lagi terisi sejumlah murid laki-laki dan perempuan. Salah satu guru mengatakan, pada Rabu (17/7/2019) ini, tak ada jam belajar mengajar bagi siswa. Para siswa sengaja dikumpulkan dalam satu ruang kelas sembari mengisi waktu luang.
"Hari ini tidak ada pelajaran. Kelas tujuh sampai kelas sembilan dikumpulkan dalam satu ruang kelas untuk ngobrol santai dengan guru," jelas guru IPS di SMP Gatra Surabaya, Eka Vina.
Ketika Suara.com menghitung jumlah murid yang ada dalam kelas tersebut, total berjumlah hanya 27 siswa yang terdiri dari kelas tujuh hingga kelas sembilan. Mereka memakai seragam batik. Motif yang dipakai, membedakan tingkatan kelas mereka. Namun warnanya sama, lebih banyak warna hijau.
Baca Juga: Mendikbud Sebut Sistem Zonasi PPDB Tetap Diterapkan 2020
Saat pandangan beralih ke bagian lain, terdapat satu ruang kelas kosong. Kondisinya memprihatinkan. Cat putih yang menempel sudah mulai berubah warna. Beberapa bagian dinding juga banyak yang berlubang dimakan usia.
Sementara itu, bagian atap ruang kelas tersebut terdapat dua lampu putih menggantung dengan penataan kabel tak beraturan. Kayu kecil panjang sekira satu meter jadi penyangganya. Sekolah ini sedikit beruntung karena memiliki lapangan yang tak terlalu lebar untuk arena basket. Dengan dihiasi dua bak sampah dan dikelilingi beberapa pot bunga.
Paling ujung sebelah kanan dari pintu masuk sekolah ada ruang guru. Di dalamnya ada beberapa komputer dan sejumlah guru piket. Mereka terlihat sibuk dengan pekerjaannya di di depan komputer.
SMP Gatra Surabaya yang bergabung dengan Yayasan Trisula itu saat ini mengalami nasib yang kurang beruntung dalam penerimaan siswa baru. Pada tahun ajaran 2019/2020, sekolah tersebut hanya menerima dua siswa baru.
Hal tersebut dibenarkan salah satu guru IPS di SMP Gatra Surabaya, Eka Vina. Dia mengatakan, pada penerimaan tahun ini sekolahnnya hanya mendapat dua murid saja.
Baca Juga: Pasha Bocah Miskin Korban Sistem Zonasi PPDB, Kadisdikpora Tanggung Biaya
"Iya hanya menerima dua siswa," kata Eka Vina.
Berita Terkait
-
Wapres Gibran ke Mendikdasmen: Zonasi Sekolah Harus Dihilangkan!
-
Surat Keluhan Saat Jadi Wali Kota Solo Dicueki Nadiem, Gibran Blak-blakan Carut-marut Sistem Zonasi
-
Polemik Sistem PPDB Jalur Zonasi, Menunggu Gebrakan Menteri Pendidikan Baru Pilihan Prabowo
-
JPPI Sebut Ada 10 Modus Kecurangan PPDB, Paling Banyak Cuci Rapor Dan Sertifikat Palsu
-
PPDB Disebut Banyak Kecurangan, Jumlah Anak Tak Sekolah Diprediksi Bertambah
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Terkini
-
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
-
Redaktur Eksekutif Suara.com Bagi Tips ke Siswa SMK Gresik Kembangkan Industri Kreatif
-
Survei Pilgub Jatim Versi Poltracking: Makin Mengerucut Jelang Detik-detik Akhir
-
Cawagub Risma akan Normalisasi Sungai Kali Porong untuk Sumber Air: Kalau Beli Mahal
-
Terkuak Pemicu Pembacokan Sampang, Polda Jatim Beberkan Motif Sebenarnya