SuaraJatim.id - Imam Musthofa diduga melakukan aksi teror dengan metode Lone Wolf atau penyerangan teror oleh perseorangan yang tidak jelas jaringan dan motifnya. Imam Musthofa membacok anggota polisi di Mapolsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (17/8/2019).
Peneliti Counter-Terrorism Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Amira Paripurna mengatakan kejadian penyerangan yang menentukan target ke kepolisian secara sendiri tanpa motif mirip dengan fenomena yang terjadi pada kelompok teroris ISIS.
“Memang bisa, sejak 2010 polisi jadi salah satu target kelompok teroris, semenjak ultimatum dari ISIS untuk menyerang Thogut atau yang lekat dengan kepolisian,” ungkap Amira.
Pelaku lone wolf biasanya mengalami radikalisasi sendiri dan bersimpati dengan gerakan kelompok teror lain yakni gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam ranah global.
Baca Juga: Densus 88 Tangani Kasus Pembacokan Polisi Polsek Wonokromo, Diduga Teroris
“Kemungkinannya lone wolf ya, bergerak tidak atas perintah yang terkoordinir dari kelompok atau jaringan teroris,” tambah Amira.
Amira menambahkan, deteksi dari serangan tersebut susah dideteksi oleh pihak kepolisian sebab tidak berada dalam suatu jaringan dan motif yang tidak diketahui. Pola penyerangan teror tersebut juga memiliki ciri yang sama pula dengan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang banyak tersebar di Pulau Jawa.
“Semenjak bom Surabaya kemarin polisi memang terus menyisir menangkapi pentolan dan anggota JAD,” tutur peneliti yang fokus di bidang counter terorisme tersebut.
Pola gerakan JAD diketahui memiliki pola yang cukup berbeda dengan kelompok teror sebelumnya yakni Jemaah Islamiyah.
JAD memiliki pola serangan cenderung dalam skala kecil baik individu "lone wolf" atau dalam kelompok kecil seperti pada Bom Surabaya silam, sementara JI memiliki struktur organisasi yang kuat dan memiliki afiliasi dengan Al-Qaedah dan sasaran serangan yang memiliki simbol barat atau anti Amerika.
Baca Juga: Video Detik-detik Kepala Polisi Wonokromo Dibacok Imam Musthofa
“Namun ini salah satu kesulitan polisi dalam menghadapi jaringan JAD saat ini. Karena jaringan JAD ini tidak seperti JI yang memiliki struktur organisasi yg kuat. JAD ini jaringan kelompok teroris yang otonom. Sel di bawahnya bisa bergerak melakukan aksi teror sendiri,” tuturnya.
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
Terkini
-
Khofifah-Emil Dardak Unggul Versi Hitung Cepat, Jokowi Beri Pesan Khusus
-
Kabar Duka, Anggota Linmas Kediri Meninggal Dunia Saat Bertugas di TPS
-
CS BRI Gunakan Komunikasi Berupa Bahasa Isyarat Bagi Nasabah Penyandang Disabilitas Tuai Aplaus Publik
-
Khofifah Berharap Menang Telak: Kawal Suara Rakyat Sampai Pemilihan Selesai
-
Nyoblos di Surabaya, Cagub Risma Tak Bingung Hasil Quick Count