Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 12 September 2019 | 06:00 WIB
Jajaran pimpinan PDAM Kota Surabaya memberikan keterangan di Kantor PDAM Surya Swasembada, Rabu (11/9/2019). [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Meski kucuran air PDAM Surya Swasembada sudah mulai berangsur-angsur normal, namun beberapa pemukiman masih menerima air keruh dan bau.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Swasembada Kota Surabaya, Mujiaman menjelaskan hal itu normal, seperti yang dikatakan pada awak media di Kantornya, Rabu (11/9/2019) sore.

"Apapun kalau berhenti cukup lama pasti busuk. Sama halnya dengan air, sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri, menyebabkan zat-zat asam, sehingga bau, tapi nanti hilang terdorong dengan air yang baru," katanya.

Sementara permasalahan kekeruhan air, juga dijelaskan Mujiaman, karena memang efek pemberhentian air selama beberapa hari.

Baca Juga: Usai Air Ledeng Macet, PDAM Surabaya Pikirkan Ganti Rugi Pada Pelanggan

"Korosi dan pengendapan air, sehingga terkumpulnya hasil pengendapan. Dan saat normal kembali, endapan tersebut terdorong oleh tekanan air yang baru, sehingga keluar ke kran para pelanggan," katanya.

Ditanya soal kejernihan dan kembalinya aroma air, ia mengatakan segera normal seperti biasa.

"Cepat sekali untuk jernih dan normal kembali," ujarnya.

Perlu diketahui, sejak Minggu (8/9/2019) kemarin, kucuran air PDAM sudah mulai mengecil, puncaknya pada Selasa (10/9/2019) dinihari, air tidak keluar sama sekali, dan masyarakat Kota Surabaya mulai mengeluh serta mengantre untuk menimba air di sumur terdekat.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Baca Juga: Sebagian Air PDAM Surabaya Sudah Mengalir, Tapi Bau Amis dan Keruh

Load More