SuaraJatim.id - Hampir seribu massa dari Banser dan NU kembali menggeruduk Pengadilan Negeri (PN) Blitar, Kamis (26/9/2019), dimana dua tokoh NU sedang menjalani sidang atas dakwaan penganiayaan terhadap seorang warga Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
Mereka datang ke persidangan yang mendudukkan dua tokoh NU Kecamatan Wonodadi di kursi terdakwa sebuah kasus pengeroyokan yang terjadi pada Mei 2017 yang dilatari sengketa lahan yang kini menjadi milik sebuah lembaga pendidikan dibawah payung NU.
Mereka melakukan aksi tersebut sebagai ungkapan protes atas proses hukum yang mereka anggap penuh kejanggalan dan manipulasi sejak proses penyelidikan dan penyidikan di Polres Blitar Kota.
Tiba di PN Blitar di Jalan Imam Bonjol dengan menaiki beberapa bus dan truk, massa NU, laki-laki dan perempuan serta anggota Banser yang total mendekati seribu orang, duduk bersila di halaman pengadilan.
Sebuah spanduk putih dibentangkan di halaman pengadilan yang antara lain berbunyi "Kami Datang untuk Berdoa... Dengan Keadilanmu Rekayasa dan Kebohongan akan Terbongkar... "
Sekitar pukul 09.00 WIB saat proses pengadilan dimulai, warga NU menggelar istighosah di halaman pengadilan, membaca takbir dan salawat.
"Mari kita doakan majelis hakim mendapatkan hidayah Tuhan sehingga bisa memberikan keputusan yang adil," ujar koordinator aksi, Zainul Arifin, mengawali doa bersama.
Proses pengadilan dengan agenda pembacaan eksepsi tersebut berlangsung cepat, kurang dari satu jam. Usai doa bersama, massa kembali berdiri, mendengarkan orasi dari sejumlah peserta aksi.
"Kita menuntut keadilan. Kita disini mau menggugat proses keadilan yang tidak masuk akal. Ada apa?" ujar seorang peserta aksi melalui pengeras suara disambut pekikan takbir massa.
Baca Juga: Tokoh NU Terjerat Kasus Hukum, Banser Geruduk Mapolres Blitar Kota
Sebelum massa membubarkan diri, koordinator aksi memimpin takbir dan shalawat diikuti seluruh peserta. "Bapak Ibu majelis hakim yang terhormat. Kami akan datang lagi," teriaknya.
Aksi massa warga NU tersebut merupakan bentuk solidaritas untuk dua tokoh masyarakat Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, yang menjalani sidang kasus pengeroyokan. Keduanya adalah Isa Ansori dan M Nawawi yang menjadi pesakitan atas laporan dari Nur Kholik, warga Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar atas kasus pengeroyokan pada Mei 2017.
Zainul mengatakan terdapat sejumlah kejanggalan dalam proses penyelidikan dan penyidikan yang menetapkan kedua tokoh NU tersebut. Pertama, jelasnya, ketika pelapor Nur Kholik hendak dihakimi massa karena tindakannya mengancam guru dan warga lain dengan senjata tajam, terdakwa M Nawawi datang ke lokasi justru mengamankan pelapor.
Kedua, tambahnya, Isa Anshori tidak ada di tempat kejadian bahkan sedang berada di luar kota.
"Tapi bagaimana bisa malah keduanya kemudian ditetapkan polisi sebagai tersangka," ujarnya.
Pengeroyokan itu sendiri dilatari masalah sengketa tanah. Nur Kholik adalah menantu dari salah satu keluarga yang mewakafkan tanah mereka kepada yayasan pendidikan NU setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Wisata Bisa Jadi Mesin Uang Baru untuk Daerah, DPRD Jatim Beri Tips Jitunya
 - 
            
              Antisipasi PHK, DPRD Jatim Usulkan Pelatihan Kerja Digital untuk Gen Z dan Milenial
 - 
            
              Uang Gratis untuk Belanja, DANA Kaget Edisi Darurat Hadir: Klaim Sebelum Terlambat
 - 
            
              5 Fakta Kelam Tragedi Simpang Club Surabaya Menjelang Hari Pahlawan 10 November
 - 
            
              Retakan Tanah Raksasa Menganga di Madiun, Puluhan Warga Mengungsi