Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 04 Oktober 2019 | 17:47 WIB
Tim Badan Geologi Bandung saat survey permukaan tanah di Jalan Kutisari Indah Utara II untuk menemukan lokasi semburan lain. [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Tim Badan Geologi kesulitan melakukan pengukuran permukaan untuk mendeteksi lokasi sumber minyak di Perumahan Kutisari Indah Utara, Kota Surabaya.

Peneliti Bidang Sumber Daya Migas Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Bambang Sugianto mengatakan, kesulitan tersebut karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang saat proses pengukuran jalan.

"Kondisi lalu lintas di kawasan Kutisari Indah ini cukup padat, banyak noise dari kegiatan masyarakat. Hal itu bisa mengganggu data yang didapat karena tidak akurat," kata Bambang usai melaksanakan pengukuran jalan pada Jumat (4/10/2019).

Ia bersama timnya pun harus bersabar dan terkadang berhenti sejenak ketika ada kendaraan yang melintas. Lantaran itu pula proses pengukuran jalan untuk mencari sumber baru cukup lama.

Baca Juga: Semburan Minyak di Kutisari Surabaya Akan Dibuang ke Bojonegoro

"Kami berusaha mengambil data sebaik mungkin. Jarak yang kami ambil dari titik awal ke titik akhir, (terhambat karena) adanya lalu lalang kendaraan (, sehingga) kami berhenti dulu. InsyaAllah untuk perekaman data kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat gambar permukaan," ujarnya.

Untuk diketahui, alat berupa georadar yang dipakai Bambang bersama timnya tersebut juga hanya bisa menjaga permukaan dengan ketinggian 10 hingga 20 meter saja. Untuk mendeteksi dengan kedalaman yang lebih dari itu, maka tim harus menggunakan alat lainnya berupa geolistrik.

"Untuk mengetahui adanya cadangan minyak di kawasan ini, merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipetakan melalui georadar. georadar ini keterbatasan metodenya berkisar 20 meter. Untuk cadangan minyak butuh survei regional menggunakan metode lainnya berupa geo listrik," jelasnya.

Sementara dari data yang dikumpulkan hari ini, dari hasil pengukuran di dua kawasan, yakni di Gang 2 dan 4 akan diteliti lebih lanjut oleh tim Badan Geologi, ESDM dan DLH.

"Kita belum bisa pastikan dulu, kami akan integrasikan dengan ikatan Geologi, dengan data inventarisasi sumur-sumur tua. Analisa Geologi secara lokal secara regional," katanya.

Baca Juga: Tim Geologi Cari Sumur Minyak di Jalan Kutisari Surabaya, Pakai Georadar

Kontributor : Arry Saputra

Load More