SuaraJatim.id - Kepolisian Resor Malang Kota menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan balita hingga tewas oleh ayah tirinya di rumah kontrakan yang berada di Perumahan Tlogowaru Indah D14 Kota Malang pada Kamis (7/11/2019).
Begitu keluar dari mobil tahanan proses rekonstruksi tersebut, tersangka Ery Age Anwar (36) disambut ratusan warga yang memenuhi lokasi dengan teriakan sumpah serapah serta meminta tersangka dihukum mati.
Tak hanya itu, warga bahkan sempat bersitegang dengan aparat yang berjaga. Mereka penasaran ingin menyaksikan langsung proses rekonstruksi. Petugas yang menggunakan pengeras suara sempat mengimbau warga tidak menerobos police line atau garis polisi.
Seorang warga yang berada di lokasi, Hanifah, mengungkapkan prihatin dan geram terhadap pelaku.
"Harus dihukum mati itu, kurang ajar. Saya juga punya anak kecil, perasaan saya gak karuan Mas," ujarnya.
Tersangka Ery Age Anwar (36) menjalani 20 adegan rekonstruksi kekejaman tersangka terhadap anak tirinya Agnes Arnelita (3) di lokasi.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengatakan, semakin jelas kematian korban akibat injakan tersangka sebanyak tiga kali ke arah perut. Adegan keji itu terrekam pada reka adegan urutan keempat.
"Pada adegan keempat saat tersangka menggendong korban ke kamar mandi, di situ kondisinya awalnya terlentang. Yang mana keterangan di berita acara tengkurap. Namun ternyata awalnya terlentang, kemudian tersangka menginjak sekali ke perut, kemudian saat itu korban miring ke kiri. Kemudian diinjak kembali sebanyak dua kali dengan sekeras-kerasnya ke punggung korban," kata Dony.
Maka kuat kesimpulan, pada reka adegan keempat mengakibatkan terjadinya pendarahan, yakni robeknya usus besar korban.
Baca Juga: Gara-gara Tak Mau Tidur, Balita Digebuki Ayah Kandung hingga Babak Belur
"Kemudian saat itu juga setelah korban menggigil dan menangis, kemudian di bawa ke kamar dilumuri minyak telon, setelah itu masih tetap menggigil kemudian digendong ke kamar sebelah diminumkan teh panas. Kemudian sudah ngorok, korban digendong kembali barulah dipanggang kaki korban di atas kompor," katanya.
Memasuki adegan rekonstruksi terakhir, kemudian korban dipakaikan baju dan dibawa ke rumah sakit oleh tersangka. Namun, sesampainya di rumah sakit menurut keterangan tersangka dan keterangan dokter sudah tidak tertolong
Dony juga menegaskan seluruh rekonstruksi adegan dari awal hingga akhir tidak ada peran maupun keberadaan ibu kandung.
Kontributor : Aziz Ramadani
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Derita Warga Korban Erupsi Gunung Semeru: Rumah Tertimbun, Yang Tersisa Selimut dan Bantal!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Pelukan di Bawah Abu Gunung Semeru: Kisah Dramatis Imron Hamzah Gendong Putra Lari dari Wedus Gembel
-
Bahas Erupsi Gunung Semeru, Ini yang Diwanti-wanti Ketua DPR Puan Maharani!
-
Khofifah Pantau Dampak Awan Panas Gunung Semeru: Statusnya Masih Awas!