SuaraJatim.id - Pohon menangis yang seminggu terakhir viral ternyata sudah diketahui pemiliknya, Mat Werdi (88) sejak 2 tahun yang lalu. Namun, dia tidak mengatakannya pada siapa-siapa sebelum cucunya yang masih SD mendengar sendiri dan menyebarkannya.
Bocah itu mengetahui adanya suara wanita menangis di pohon akasia pada Senin siang (13/1/2020). Ia kemudian melapor ke ibunya yang kemudian mengiayakan. Besoknya dia bercerita kepada kawan-kawan di sekolahnya hingga pohon semakin hari semakin ramai dikunjungi, sejak Selasa (14/1/2020).
Dari keterangan Werdi, pohon terus menangis kencang sampai terdengar dari jarak beberapa meter hingga Jumat (17/1/2020). Selepas masuk waktu salat jumat, suara tangisan menjadi lirih hingga orang-orang yang ingin mendengarnya harus menempelkan telinga ke kulit pohon yang kasar.
"Dulu kalau pas nangis, enggak nempel ke pohon sudah dengar," kata Werdi saat ditemui Suara.com di rumahnya, Rabu (22/1/2020).
Baca Juga: Setelah Artis, Perancang Busana Senior Adjie Notonegoro Datangi Polda Jatim
Pohon Akasia itu, kata Werdi, ditanamnya sekitar 20 tahun lalu, dan tidak menampakkan keanehan saat masih kecil. Ladang jagung di Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, itu memiliki sekitar 8 Akasia dan hanya satu yang berbunyi.
Disisi yang berlawanan arah, berdiri beberapa rumah dekat jalan raya, di antaranya rumah Werdi dan kerabatnya. Saat sedang ramai kunjungan pohon menangis halaman rumah mereka dipenuhi kendaraan bermotor pengunjung.
Namun kini Kepolisian Resort (Polres) Jember telah memasang garis kuning mengelilingi pohon menangis tersebut. Tujuannya agar warga tak lagi menyentuh pohon dan kegiatan berbau msitis di sana mereda.
Mereka juga memotong 4 pelepah pohon kelapa yang diduga bergesekan dengan dahan Akasia hingga menimbulkan suara wanita menangis.
Sebelumnya mereka meminta pemilik menebang pohon itu, namun warga menolak karena khawatir dampak negatif mistis akan menyerang mereka.
Baca Juga: Diperiksa Atas Kasus MeMiles, Pinkan Mambo Datang Sendirian ke Polda Jatim
"Ternyata keramaian ini juga meresahkan warga termasuk pemilik, karena mengganggu aktivitas istirahatnya," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat meninjau pohon menangis, Rabu (22/1/2020).
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Wensen School Depok Digaris Polisi Usai Pemilik Meita Irianty Jadi Tersangka Penganiayaan Anak
-
Turun Tangan Usut Kejanggalan Kasus Tewasnya Afif, Komisi III DPR Bakal Kunjungan Kerja ke Sumbar
-
Putri Candrawathi Minta Garis Polisi di Eks Rumah Dinas Sambo Dicopot, Febri Diansyah Ungkit soal Beras di Dapur
-
Tembok MTSN 19 Jakarta Roboh Akibat Banjir yang Tewaskan 3 Siswa Dipasang Garis Polisi
-
Dijaga Ketat Brimob, Rumah Irjen Ferdy Sambo Dipasang Garis Polisi
Terpopuler
- Selamat Tinggal Denny Landzaat, Bisa Cabut dari Patrick Kluivert
- Hercules Minta Maaf ke Jenderal Sutiyoso, Tapi Tidak ke Gatot Nurmantyo: Saya Tak Takut Sama Anda!
- CEK FAKTA: Link Rekrutmen Koperasi Desa Merah Putih, Gaji Capai Rp8 Juta
- Bela Sutiyoso Dihina Bau Tanah, Gatot Nurmantyo Skakmat Hercules: Kamu Itu Preman Berkedok Ormas!
- 5 Motor Bekas Murah Harga Rp2 Jutaan: Semurah Sepeda Listrik, Mesin Bandel
Pilihan
-
Respons Pelatih Oxford United usai Kasih Marselino Ferdinan Debut di Championship
-
Selamat Datang Mauro Zijsltra! Mau Sumpah WNI Timnas Indonesia Debut di Tim Senior FC Volendam
-
Bali Blackout Bukan karena PLTU Celukan Bawang, Ini Biang Keroknya
-
Kabar Baik! Pemprov Jatim Hapus Syarat Usia di Lowongan Kerja, Buka Peluang untuk Semua
-
Dilepeh Ajax, Simon Tahamata Kirim Sinyal Mau Jadi Dirtek Timnas Indonesia?
Terkini
-
Kabar Baik! Pemprov Jatim Hapus Syarat Usia di Lowongan Kerja, Buka Peluang untuk Semua
-
Manfaatkan Tren Sehat, BRI Bantu UMKM Gula Aren Tembus Pasar Lebih Luas
-
Alasan Wali Kota Surabaya Larang Buang Sampah ke Sungai, Bisa Bikin Air PDAM Naik Tajam
-
Kisah Umi Rosidah, Perajin Manik - Manik Mojokerto yang Berhasil Tembus Pasar Ameria
-
BRI Dukung Pemerintah Menyediakan Pendidikan Berkualitas lewat Program BRI Peduli Ini Sekolahku